Showing posts with label muslim. Show all posts
Showing posts with label muslim. Show all posts

Tuesday, March 5, 2013

NUBUATAN TENTANG NABI MUHAMAD DALAM ALKITAB_Kitab Ulangan 18 : 15




Surah Al Maidah 68, berbunyi: "Qul ya ahlal kitabi lastum'ala sya-in hatta tuqiemut taurata wa! injil wa ma unzila alaikum min rabbikum". ("Katakanlah! hai Ahli Kitab. Kamu tidak pada agama yang sebenarnya, kecuali apabila kau turuti Taurat dan Injil, dan apa-apa yang diturunkan kepadamu dari pada Tuhanmu'').

Ayat diatas begitu jelas bahwa ketika Alquran ditulis, apa yang dimaksud Taurat dan Injil yang harus dituruti pada ayat tersebut diatas adalah Taurat dan Injil yang beredar pada masa itu yaitu  Taurat dan Injil Kristiani sama dengan yang beredar saat sekarang ini, karena Taurat ditulis sejak zaman Musa dan Injil ditulis sejak tahun 70M-150M. Taurat dan Injil yang beredar saat itu sama persis dengan yang ada saat ini.

Bahwa kita dan para ulama muslim mengatakan Injil telah dipalsukan, itu soal lain, karena itu adalah tuduhan semata yang perlu dibuktikan oleh para penuduhnya sendiri. Dan, siapakah yang mampu membuktikan bahwa Taurat dan Injil telah dipalsukan? Ayat mana dan pasal berapa serta oleh siapa dipalsukan? Saya sendiri menjadi malu karena ternyata hingga kini tidak ada satupun mubaligh dan sarjana muslim yang mampu menjawab pertanyaan sederhana tersebut!!!

Dan, bila Taurat memang sudah dipalsukan, tapi mengapa para sarjana kita tetap ngotot mencari-cari ayat tertentu yang dianggap menguntungkan muslim sebagai sarana melegitimasi kenabian Muhamad?? Aneh bukan? Marilah kita simak bersama-sama apa yang dikatakan para sarjana dan mubaligh kita yang ternyata kontra produktif karena merupakan pelintiran saja dari arti dan makna sesungguhnya.

Salah satu contoh adalah ayat yang tertulis di dalam Kitab Ulangan 18;15 yang memang sebagai ayat nubuatan oleh nabi Musa tentang akan datangnya seorang nabi ditengah-tengah bangsa Israel yang kedatangannya mirip dengan kedatangan nabi Musa itu sendiri. Dan Kitab inipun ditulis oleh nabi Musa yang merupakan salah satu dari kelima Kitab Taurat. Namun oleh para sarjana dan mubaligh kita, arti dan makna ayat tersebut dipelintir sedemikian rupa agar seolah-olah ayat tersebut merujuk kepada pribadi Muhamad yang berasal dari suku Quraisy dari tanah Arab!!.


                          [nabi Musa membimbing umat Israel menyeberarangi laut kosong]

Bunyi lengkap ayat dalam Ulangan 18:15 adalah sebagai berikut, "Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan Allahmu, dialah yang harus kamu dengarkan".

Sejak zaman dahulu oleh para sarjana dan mubaligh islam, ayat ini dianggap sebagai ayat sakti bahkan dikatakan merupakan petunjuk adanya nubuat kenabian Muhammad. Alasan mereka karena adanya kalimat, "seorang nabi sama seperti aku (Musa)" diartikan oleh para sarjana dan mubaligh kita merujuk kepada identitas kenabian Muhammad.


                                                          [nabi Musa dengan Loh Batu]
Alasannya adalah; Musa lahir dengan beribu-bapa, Muhammad pun dilahirkan dengan cara sama seperti Musa, yaitu beribu bapa. Ini berbeda dengan Almasih Isa yang hanya dilahirkan oleh seorang ibu, tanpa ayah biologis!!. Musa diwaktu sudah besar/dewasa kawin, Muhammad juga demikian waktu dewasanya kawin, persis dengan Musa. Ini juga berbeda dengan Almasih Isa yang sama sekali tidak pernah kawin. Musa dikaruniai anak,demikian juga dengan Muhamad yang juga dikaruniakan anak sama dengan Musa. Tetapi Almasih Isa tidak pernah mempunyai anak, kawinpun tidak pernah. Musa diwaktu tuanya mati dan dikuburkan, Muhammad juga mati dan dikuburkan. Tetapi tidak demikian halnya dengan Almasih Isa yang bahkan merupakan satu-satunya nabi yang tidak memiliki kuburan karena telah naik ke sorga.  

Jadi, atas dasar hal-hal tersebutlah para mubaligh kita menyatakan dengan sangat yakin kepada umat dalam kothbahnya bahwa ayat nubuatan dalam Kitab Ulangan 18:15 itu menunjukkan akan kehadiran Muhammad sebagai nabi sesuai nubuat Musa karena kehadiranya dianggap sama dengan kehadiran Musa. Dan mereka secara meyakinkan menyatakan nubuatan tersebut sama sekali bukan untuk eksistensi Almasih atau Yesus Kristus sebagai nabi. Tapi, benarkah demikian?? 

Marilah kita dengan hati dingin menggunakan akal dan logika kita untuk mencari kebenaran yang bebas dari pelintiran.

Pelintiran pertama ; Kitab Ulangan adalah salah satu dari lima Kitab Taurat nabi Musa. Nabi Musa seperti yang ditulis dalam ayat tersebut sedang berbicara ditengah umatnya yaitu bangsa Israel, sabdanya juga ditujukan kepada bangsanya sendiri dan bukan merujuk ke bangsa lain apalagi bangsa Arab khususnya suku Quraisy.
  
     Pelintiran kedua ; kesamaan Muhammad dan Musa sama-sama lahir dengan beribu-bapa. Bukankah milliaran manusia di dunia ini umumnya juga dilahirkan dengan beribu-bapa?.  Lantas apa istimewanya bila seseorang beribu bapa dijadikan ciri khusus kenabian seseorang?   
   
     Pelintiran ketiga ; Muhammad dianggap sama dengan Musa, karena ia kawin seperti Musa. Tapi, bukankah milliaran orang di dunia ini melakukan kawin-mawin?. Ciri inipun akan mentah dengan sendirinya.

            Pelintiran keempat ; Muhammad dianggap sama dengan Musa, karena dikaruniai anak sebagaimana juga Musa. Inipun juga tidak mungkin dijadikan ciri yang menentukan kebenaran nubuat itu, karena banyak orang di dunia ini yang dikaruniai anak.

           Pelintiran kelima ; Muhammad pada akhir hayatnya mati dan dikuburkan demikian juga halnya dengan Musa yang mati dan dikuburkan dianggap ciri kebenaran nubuat itu, maka inipun juga tidak dapat diterima untuk dijadikan alasan kesamaan itu, karena semua orang di dunia ini memang mati dan dikuburkan. Mati dan dikuburkan inipun, sama sekali bukanlah merupakan ciri yang khas kenabian seseorang.


Hanya orang bodoh yang mau dibodohin sajalah yang bisa menerima argumen pelintiran nubuat diatas. Saya yang masih waras tentu saja menolak karena memang sangat tidak logis!! Jadi marilah kita belajar untuk jujur dan mengakui bahwa Nubuat Musa itu memang menunjuk kepada kehadirannya Yesus Kristus sang Almasih.

Marilah kita perhatikan bersama-sama berbagai macem kesamaan-kesamaan Musa dengan Almasih Isa yang sungguh luar biasa yang tidak dimiliki sosok lain manapun di dunia ini ;

·      Akibat Musa lahir, Firaun mengamuk, dan memerintahkan setiap anak laki-laki berumur 2 tahun kebawah dibunuh. Kejadian ini persis ketika Yesus lahir, Herodes mengamuk dan setiap anak laki-laki yang berumur dua tahun kebawah juga dibunuh. Marilah kita gunakan logika, bukankah di seluruh dunia, hanya dua pribadi tersebut yang benar-benar mengalami peristiwa yang sama?.

·     Musa ketika dimasa kanak-kanaknya itu berada di luar tanah tumpah darahnya sendiri, yaitu berada di Mesir. Bukankah demikian halnya dengan Almasih Isa yang dimasa kanak-kanaknya mesti menyingkir ke tanah Mesir di luar dari tanah tumpah darahnya sendiri?. Adakah sosok pribadi lain yang memiliki ciri khas luar biasa ini selain mereka berdua?.

·   Sebagai seorang nabi, ketika menjalankan karirnya sebagai nabi utusan Allah mendapat Kuasa Allah yang dikenal dengan sebutan “mukjizat”, begitupun juga dengan Almasih Isa yang dalam karirnya sebagai Firman yang Hidup, mendapat Kuasa Allah berupa “mukjizat” penyembuhan,memberi makan ribuan orang dan menghidupkan orang mati.

·  Nabi Musa membebaskan bangsa Israel dari belenggu perbudakan bangsa Mesir, dan lihatlah, Almasih Isa juga membebaskan bangsa Israel dan bangsa lain dari seluruh dunia dari belenggu perbudakan dosa!!

Adakah gerangan sarjana kita dan para mubaligh islam yang mampu membantah bukti ilmiah yang khas luar biasa atas nubuatan tersebut?? Jadi jelaslah bahwa nubuatan yang tercatat dalam Kitab Ulangan 18;15 tersebut 100% merujuk kepada sosok pribadi Almasih Isa!!

    [inilah sosok pemuda miskin tapi ganteng yang bikin janda Yahudi kaya raya Khadijah kepincut hatinya]

Bagi yang masih ngotot bahwa nubuatan tersebut merujuk bagi sosok Muhamad dari suku Quraisy, pastilah orag tersebut sedang keblinger...

[artikel ini dibuat bukan untuk bahan olok-olok, tapi demi terwujudnya kebenaran hakiki agar umat dapat menemukan kebenaran yang memang benar dan lurus. Komentar sebaiknya dengan bahasa sopan tanpa caci maki, komentar tidak sopan pasti kami hapus,terimaksih_ki sapu djagat]

Tuesday, February 26, 2013

APA ATAU SIAPAKAH SEBENARNYA JALAN LURUS/SIRATHAL MUSTAQIIM??



”...tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus/…ihdinash sirathal mustaqiim”. Kita sebagai muslim(seperti yang umumnya diajarkan para ulama secara turun temurun) sudah terlanjur memahami, diajarkan dan kita juga telah ikutan mengajarkan dengan mantap pula bahwa “Jalan Lurus/sirathal mustaqiim” adalah sebagai suatu perilaku yang lurus tidak bengkok sesuai perintah dan larangan Alloh sesuai syariah. Ada lagi ulama yang setuju dan menyatakan bahwa, sirathal mustaqiim adalah sebuah jembatan yang besarnya tidak lebih dari sehelai rambut yang menghubungkan umat muslim menuju sorga yang dibawahnya berupa jurang neraka yang berisi api menyala dan pedang berkelebatan. Lantas, muslim manakah yang dapat menyeberanginya?? Marilah berpikir menggunakan logika, karena sangat mungkin hal ini yang melatar belakangi turunnya surah 19;71(..dan tidak seorangpun diantaramu kecuali menuju neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu merupakan kemestian yang sudah ditetapkan!!". Hal inilah yang membuat seluruh muslim diwajibkan mendoakan Sang Rasul, juga seluruh umat muslim lain, dengan harapan dapat menyeberangi "jembatan maut" yang dimaksud diatas. Inilah yang menyebabkan kita diwajibkan berperilaku dan berbuat amal soleh sebanyak-banyaknya sesuai syariah agar dapat diselamatkan ketika meniti "jembatan maut" kelak. Namun mampukah kita menimbang lebih banyak mana amal baik kita dibanding sisi jahat kita?? 

Namun ternyata, semua pengertian yang diajarkan para ulama diatas salah, karena bacaan tersebut diatas(Al fatihah) adalah sebuah doa permohonan agar kita diberi petunjuk.  Jadi, pengertian tersebut diatas (melakukan perintah dan menjauhi larangan Alloh sesuai syariah seperti yang diajarkan para ulama) ternyata sama sekali bukan merupakan jawaban atas doa permohonan kita dalam Al fatihah tersebut!!

Kita memang sudah setuju bahwa doa permohonan Al-fatihah sebagai mukadimah Alquran ini memang sangat berkaitan dengan masa depan kita setelah meninggal kelak, namun, kita muslim seperti yang saya kemukakan diatas, rata-rata umumnya memang telah keliru memahami apa itu sebenarnya "Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus" sehingga kita belum tahu “harus lewat jalan mana untuk dapat mencapai Sang Pencipta setelah kita mati”. Sehingga, hal ini dipertegas lagi bilamana ada sesama kita ada yang meninggal kita selalu berucap penuh harap, “innaa lil laa hi wa innaa illaihi roji’uun……(semoga yang berasal dari Alloh kembali ke Alloh”, atau ringkasnya; semoga dapat menemui Alloh/Sang Pencipta).

Akan tetapi pernahkah terpikir oleh kita bahwa untuk menemui Sang Pencipta ternyata tidaklah dapat sembarangan karena hanya dapat melalui Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus saja, persis seperti yang kita minta dalam doa Al fatihah tersebut!! Dan apakah si mati tersebut diketika hidupnya sudah mendapat jawaban dari Alloh untuk mendapatkan Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus sesuai permohonan dalam doanya?

Apakah atau Siapakah sebenarnya Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus ini??  

Bagi kita yang muslim sebenarnya kita sudah mendapatkan jawaban pasti atas doa tersebut, namun ternyata kita(sesuai ajaran para ulama)malah selalu berkutat untuk berperilaku sesuai syariah dan menumpuk amal namun tidak mengindahkan jawaban atas doa permohonan kita yang bahkan telah tercatat terdapat dalam Alquran namun anehnya kita malahan diajarkan untuk terus saja memohon supaya diberikan Jalan Lurus semenjak 1400 tahun yang lalu hingga sekarang dan entah sampai kapan lagi…tanpa kenal lelah walaupun doa kita sudah dijawab !! Ya, sekali lagi saya tegaskan disini bahwa doa kita sudah dijawab !! Tidak percaya??




Mari kita bersama-sama membuka Quran kita pada Surah 43(AS Syukruf), dan mari membaca bersama dan merenungkannya kembali dengan hati putih tanpa prasangka macem-macem pada ayat 61-63.  Inti dari ayat tersebut adalah ; “Akulah(Almasih Isa) alamat pasti pada hari kiamat, Akulah(Almasih Isa) Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus dan ikutlah Aku(Almasih Isa)”.
Lantas, mari bandingkan dengan ayat yang begitu terang yang diperuntukkan bagi kita yang muslim agar mengikuti petunjuk para pengikut Almasih Isa ini ;
“Mereka(pengikut Almasih Isa) telah menerima bimbingan Allah menuju jalan lurus. Ikutilah petunjuk mereka..!!”. (Surah 6:90).
Dan Alloh juga bahkan memberikan perintah tegas dengan terang trowoco yang dicatat Alquran yang menyatakan dengan tegas ; “Tanyakan Ahlul Kitab, jika kau tidak percaya ini”. (Surah 21:7 & surah 16:44).
Namun saya pribadi begitu amat sangat dapat memahami apabila pada awalnya rata-rata dari kita yang muslim memang(sesuai ajaran para ulama kita) selalu ambigu dan tidak senang bahkan cenderung(untuk)tidak menggubris bahkan marah apabila ditunjukkan ada ayat dalam Alquran ada menyangkut nama Almasih Isa yang dianggap tidak sejalan dengan arus utama(tafsiran ulama). Alasan mereka(para ulama) cukup banyak dan memang seolah masuk akal, diantaranya, karena; bagaimana mungkin muslim akan menggubris perintah untuk menjadi Pengikut Almasih Isa sekalipun itu tertulis di dalam Quran? Dan; bagaimana mungkin muslim harus mengikuti “petunjuk” para pengikut Almasih Isa yang sudah terlanjur kita anggap sesat?
Akan tetapi, sekali lagi, bukankah Alquran seperti yang kita pahami adalah mujizat sang Rasul sebagai wahyu Alloh yang merupakan ; “kitab yang begitu jelas”,(Surah 5:15), “begitu mudah dipahami”,(Surah 44:58 , 54:22 , 54:32, 54:40), “sudah dijelaskan secara terperinci” (Surah 6:114), “dipaparkan dengan begitu  jelas”,(Surah 5:16, 10:15), dan “bahkan tidak ada keraguan di dalamnya”,(Surah 2:1). Sehingga dengan demikian membaca Alquran tidak perlu tafsiran yang kadang penuh kepentingan politis atau apapun yang justru menodai arti hakiki dari ayat yang bersangkutan.
Lantas, apakah surah 43;61-63, surah 19;71, surah 6:90, surah 21:7, serta surah 16:44, tersebut diatas tidak jelas, tidak terang, dan tidak dipaparkan dengan terperinci sehingga kita muslim ragu-ragu dan bahkan kita mesti mencari(minta petunjuk ulama) yang malah bikin bingung sebagai alasan untuk menolaknya?? Bila demikian, bukankah kita telah mengingkari ayat-ayat suci ini ?? Padahal posisi Alquran mestinya berada diatas para ulama, bukan dibawahnya! Atau, apakah Alloh yang kita sembah yang menyandang gelar Sang Penipu Ulung/Khairul Makheerin seperti yang tercatat dalam Surah 8;30, telah benar-benar sedang menipu daya kita selama 1400 tahun ini hingga akhir zaman tanpa ketahuan??
Tetapi, bukankah penulis Quran menginginkan agar Alquran dibaca dan mudah dipahami tanpa embel-embel macem apapun, sehingga konsekuensinya, segala bentuk penafsiran apapun mengenai Quran yang tidak konsisten dan tidak sesuai dengan maknanya sudah semestinya kita tolak?.
Bila Alquran adalah wahyu yang jelas dan terang sehingga mudah dimengerti oleh pembacanya serta tidak ada keraguan atasnya dan mudah pula dipahami, sehingga tidak perlu penafsiran yang macem-macem lagi, tapi mengapa kita mesti masih ragu-ragu menerimanya ? Bukankah menolak satu ayat Quran berarti menolaknya secara utuh ?
Dan surah 43; 61-63 tersebut begitu jelas tanpa keraguan dan bahkan begitu sangat terperinci sebagai jawaban atas doa permohonan kita dalam Al fatihah bahwa Almasih Isa ternyata adalah Sang Sirathal Mustaqiim yang selama 1400 tahun ini dengan susah payah kita cari!!!  Apa yang harus kita tunggu lagi??
Namun saya cukup bisa memahami bila rata-rata bahkan nyaris semua kita yang muslim pada awalnya hatinya tertutup rapat mirip saya dahulu(persis yang umumnya diajarkan para ulama kita), bahwa kita tidak pernah mempercayai jawaban atas do’a kita ini walaupun berasal dari Alloh dan bahkan sudah dicatat di dalam Alquran. Kita bahkan selama 1400 tahun ini malahan masih terus saja jungkir balik untuk mencari alasan pembenaran supaya mengabaikan dan tidak mempercayai ayat tersebut diatas dan(para ulama) dengan sengaja tidak pernah mengajarkan kebenaran ini kepada umat.
Diantara alasan tersebut yang memang harus saya akui adalah karena memang sudah begitu lekatnya ajaran bahwa Injil yang digunakan Kristiani palsu karena tidak sesuai Quran kita, tapi bukankah dalam surah 43;61-63  tersebut sama sekali tidak menyebut Injil, tapi hanya Almasih Isa ?.
[[(..Anehnya, (para ulama dan sarjana kita (muslim) biasanya diam seribu bahasa) diketika diperhadapkan pada kenyataan bahwa yang dimaksud Injil Islami Barnabas (yang pada awal 2012 silam menghebohkan dunia karena salah satu copy manuskripnya ditemukan dan dirilis di Turki) yang kita sanjung dan kita percaya sebagai yang asli karena isinya bersesuaian dengan Alquran dan bahkan selalu kita gunakan untuk menghantam iman Kristiani, namun dalam kenyataannya, setelah dibaca dengan benar dan diperhatikan dengan seksama maka banyak sekali tulisan yang janggal sehingga isinya memang(sudah seharusnya) tidak dapat diterima siapapun termasuk kita muslim yang awam sekalipun!!.
Contoh paling sederhana ; ( pasal 20 ; alinea 1-2;…, “Al-Masih Isa pergi ke laut Galilea, dan naik ke dalam sebuah perahu berlayar ke kotanya Nazareth, dalam pada itu terjadi suatu topan di laut, sampai akhirnya perahu itu hampir tenggelam”). Sejak kapan Nazareth berada di pantai? Lihatlah, buktikan sendiri melalui  peta geografi, bukankah Nazareth terletak di atas bukit di Galilea dan bukan sebuah kota di pesisir pantai ?
Tidak seperti dalam Alquran dan Injil palsu Barnabas, semua peristiwa/kejadian yang tercatat di keempat Injil Kristiani selalu sesuai dan sama dengan fakta sejarah yang ada, contoh perbedaannya seperti yang tercatat dalam pasal ketiga dari Injil Barnabas yang palsu ini, ada tertulis, (pasal 3; alinea 2; “….ketika Al-Masih lahir, Pilatus adalah Gubernur, sedangkan jabatan kepala agama dipegang oleh Annanias dan Caiphas”).

Bila saja yang menulis memang Barnabas(murid Yesus), maka ia akan tahu dengan baik bahwa Pilatus menjadi Gubernur dari tahun 26 sampai 36 Masehi. Sedangkan Annanias menjabat sebagai kepala agama pada tahun 6 Masehi dan Caiphas dari tahun 8-36 Masehi.

Jadi, dapatlah dipahami bila umat Kristiani tidak pernah mau menggubris Injil palsu Barnabas ini karena memang palsu…)]]. (tentang Injil palsu Barnabas ini akan dibahas dalam artikel lain)

Percayalah, waktunya pasti sudah dekat!! Almasih Isa pasti segera datang untuk mengangkat kita yang mau mengakuinya sebagai Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus menuju Alloh(diketika Rapture_ menurut iman Kristiani,_ yaitu sebuah peristiwa menjelang kiamat dimana Almasih Isa datang penuh kemuliaan bersama awan dan membangkitkan/mengangkat orang mati yang percaya kepadaNya serta orang yang masih hidup yang percaya kepadaNya untuk diangkat bersama-sama dengan Dia kerumah Bapa di Sorga, sebelum dunia memasuki era penyiksaan panjang menjelang kiamat), bahkan ini berlaku universal tanpa kecuali, bahkan ini juga berlaku bagi setiap pendosa yang akhirnya percaya ayat suci diatas. Dan pada saat itulah Almasih Isa akan menunjukkan Kebenaran dan KemuliaanNya yang sudah sejak awal dijanjikan kepada para pendosa yang mau diselamatkanNya...

Jadi, marilah kita terima ayat suci tersebut, kita terima dan mengikuti Almasih Isa karena Dia merupakan jawaban pasti pada hari kiamat, Dia-lah Jalan Lurus/Sirathal Mustaqiim yang selama ini kita cari, dan Dia bahkan telah menawarkan diri dan mengajak kita mengikuti-Nya semenjak 1400 tahun yang lalu diketika Alquran kita mulai ditulis…..
Penegasan ayat-ayat diatas bahkan sudah disabdakan sendiri oleh Almasih Isa semenjak 2000 tahun yang lalu, “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa(Allah) kalau tidak melalui Aku!”,(Injil Yohanes 14;6).

Lantas perhatikanlah bahwa kematian Almasih Isa dan kenaikan_Nya ke sorga ternyata untuk mempersiapkan “rumah” bagi orang yang percaya kepada_Nya, seperti kutipan di bawah ini, Janganlah gelisah hatimu ; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu(Almasih Isa). Dirumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku kesitu untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi kesitu dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ketempatKu, supaya ditempat Aku berada, kamupun berada. Dan kemana kamu pergi, kamu tahu jalan kesitu”, (Injil Yohanes 14 ; 1-4). Perhatikanlah ayat terakhir(ke 4) tersebut, “…dan kemana kamu pergi, kamu tahu jalan kesitu”, sungguh bersesuaian dengan surah As syukruf (43);61-63.  

Sehingga dengan demikian, siapapun yang tidak melalui Almasih Isa/Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Kebenaran/Jalan Lurus, dipastikan tidak mengetahui “jalan kesitu/sorga”.

Lihatlah, bila kita percaya, kita akan mendapat kepastian sehingga tidak perlu lagi berucap innaa lil laa hi wa innaa illaihi roji’uun……(berasal dari Alloh kembali ke Alloh)”, bahkan kita malah mendapatkan bonus yang luar biasa ini, “Sekiranya kamu mengenal Aku(Almasih Isa/Sang Sirathal Mustaqiim), pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”,(Injil Yohanes 14;7).

[artikel ini dibuat bukan untuk bahan olok-olok, tapi agar dapat menjaring sebanyak mungkin umat untuk berbalik ke dalam kebenaran hakiki agar dapat diselamatkan dari siksaan kekal di neraka (QS19;71), semua komentar sebaiknya disampaikan secara sopan dan bahasa yang baik, tanpa caci maki, terimakasih_ki sapu djagat].