Showing posts with label al fatihah. Show all posts
Showing posts with label al fatihah. Show all posts

Tuesday, March 19, 2013

APAKAH ALKITAB DAN INJIL BENAR ?_untuk direnungkan kembali...




Jangankan membahasnya, sekedar membaca atau bahkan memegang Alkitab atau Injil bagi sebagian besar kita muslim adalah haram karena terlajur diajarkan secara turun-temurun bahwa Alkitab dan Injil itu dapat menyesatkan setiap orang yang membacanya. Oleh sebab itulah walaupun ada pengakuan dalam rukun iman bahwa setiap muslim wajib beriman pada nabi Yahudi dan kitab para nabi Yahudi terdahulu, namun ternyata dalam praktik kehidupan sehari-hari kita tidak pernah tahu satupun ayat apalagi isi dari kitab Yahudi tersebut yakni Taurat, Zabur/Mazmur(serta kitab para nabi Yahudi lain yang secara islami diklaim total berjumlah 25 nabi yang tentu saja memiliki kitab masing-masing) termasuk Injil, karena kita begitu jarang bahkan boleh dikata tidak pernah membaca kitab-kitab diatas, apalagi yang namanya Alkitab yang berisi semua kitab para nabi Yahudi sehingga sangat wajar bila kita yang muslim sama sekali tidak mengerti isinya. Bahkan saya berani bertaruh, hampir semua mubaligh islam dan para ustadz rata rata tidak mengerti isi Alkitab, karena membacapun tidak pernah.



Anehnyaumat Kristiani yang tidak memiliki rukun iman, malah memiliki koleksi terlengkap semua kitab para nabi Yahudi yang sudah ditulis sejak berabad-abad bahkan puluhan abad sebelum (nabi arab) Muhamad lahir, tidak hanya 25 nabi Yahudi beserta kitabnya seperti klaim kita muslim, tapi Alkitab bahkan memuat 39 kitab para nabi Yahudi terdahulu ditambah 4 Kitab Injil dan lebih dari 20 surat para rasul ditambah 1 Kitab Wahyu dan hampir 50 nabi Yahudi yang tercatat disana, mereka selalu berusaha membacanya, menelaah, mendiskusikan, meneliti serta mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun umat Kristiani memang tidak mengoleksi dan tidak membaca Alquran karena hal ini memang sesuai pesan Almasih Isa yang mewanti-wanti umatnya agar tidak mempercayai kenabian seseorang setelah Almasih Isa lahir, ini berarti(nabi arab) Muhamad beserta kitab Alquran tidak masuk hitungan mereka.

Namun sebaliknya, Muhamad malah mengklaim telah menerima wahyu berupa pengakuan dan kebenaran Alkitab yang berisi kitab semua nabi terdahulu seperti Taurat dan juga Injil seperti tersua dalam surah Al Maidah 68"Qul ya ahlal kitabi lastum'ala sya-in hatta tuqiemut taurata wa! injil wa ma unzila alaikum min rabbikum”.(Katakanlah! hai Ahli Kitab. Kamu tidak pada agama yang sebenarnya, kecuali apabila kamu turuti Taurat dan Injil, dan apa-apa yang diturunkan kepadamu dari pada Tuhanmu).

Pengakuan ini juga tercatat dalam surah As Sajadah 23''Wa Laqad ataina Musa 'Ikitaaba fala takun fimiryatim min liqaa-ih...''(Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Musa Alkitab, maka janganlah kamu/Muhammad ragu-ragu menerimanya).
Juga terekam dalam surah Al Maidah 46, “Wa qaffainaa 'ala assyarihim bi 'Isa 'bni Maryama mushaddi qallima baina yadaihi minat Taurati wa atai naahul Injila fieha hudan wa nurun, wa mushaddi qallima baina yadaihi minat Tauraati wa hudan wamau' 'izhatan lilmuttaqien”.(Dan kami iringkan jejak mereka (nabi terdahulu) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil yang berisikan petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab yang terdahulu yaitu Taurat, dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.)



Cobalah untuk juga membaca surah Al Maidah 47, ”Wal yachkum ahlal Injili bimaa anzala 'llahu fichi wa manllam yachkum bimaa anzala'llahu fa ulaa ika humul faasikuna”.(Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barang-siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.)
Kemudian bandingkan dengan surah Al Baqarah 62, “Inna'lladzina aamanu wal ladzina haduu wan naasharaa wa shaabi iena min aamanabillahi walyaumil akhl~i wa 'amila shalichan falahum ajruhum 'indrarabbihim wa lakhaufun 'alaihim wa la hum yachzanun”. (Sesungguhnya orang-orang yang percaya, orang-orang Yahudi, Nasrani dan Sabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman/percaya kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, dan tidak pula mereka berduka-cita).

Namun demikian, walaupun kita mengklaim Alquran merupakan kitab yang sempurna dan merupakan satu-satunya kitab yang copy-nya disimpan di lauhul-mahfudz, tapi sungguh sayang sekali, entah karena jibril yang salah membisikkan wahyu kepada Muhamad atau tim Zaid dkk yang keliru menulis, atau memang Muhamad sendiri yang lupa, namun yang jelas terdapat banyak sekali salah kutip didalamnya. Misalnya adalah kisah sejarah tentang bagaimana Tuhan menolong nabi Musa membawa umatnya yaitu bangsa Israel/Yahudi dari perbudakan bangsa Mesir.

Dalam kitab terdahulu milik Yahudi yang mengisahkan tentang bangsa Yahudi sendiri dan telah ditulis puluhan abad sebelum Muhamad lahir, yang notabene secara geografis tinggal jauh dan tidak mengenal dengan baik tempat kejadian perkara tersebut, mencatat dalam quran hanya 9(sembilah) tulah/hukuman bagi penduduk bangsa Mesir ketika nabi Musa membawa bangsanya keluar dari tanah Mesir. Padahal bangsa Yahudi yang mengalami sendiri secara langsung peristiwa sejarah tersebut telah mencatat dengan baik ada 10(sepuluh) tulah/hukuman bagi bangsa Mesir!! Bila demikian, siapa dan mana yang benar ??.

Untuk memastikan siapa dan mana yang benar silahkan baca lagi surah Al Maidah 68 yang pada intinyamengatakan bahwa Alkitab adalah merupakan Kitab yang benar bagi orang yang beragama dalam kebenaran menurut kehendak Allah.

Namun kita juga tidak boleh menutup mata akan keberadaan beberapa ayat yang justru dianggap mempertanyakan kebenaran Alkitab. Biasanya ayat-ayat ini dipergunakan oleh para mubaligh kita untuk menggebuk iman Kristiani. Dan karena perbuatan mereka itulah maka umat muslim seperti kita tidak pernah mempercayai kebenaran Alkitab. Padahal mereka telah melakukan pelintiran arti dan makna yang tertulis dalam ayat-ayat tersebut untuk menarik umat lebih banyak, padahal mereka secara sadar sedalam-dalamnya bahwa mereka telah melakukan penyesatan...

a).Surah Al Baqarah 75, “Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka merobahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui”.
Umumnya kita orang muslim mengatakan tafsirannya bahwa yang dimaksud "segolongan dari mereka" (friqun minhum) itu, adalah ahli-kitab (Yahudi/Nasrani) yang telah mengubah firman Allah itu, dalam hal ini mereka artikan merubah teks Taurat dan Injil/Alkitab. Tapi ternyata setelah diteliti dengan seksama sesuai konteksnya, pengertian surah Al Baqarah 75 ini tidaklah demikian. Yang dimaksudkan "segolongan dari mereka" itu, ialah orang-orang Islam itu sendiri yang berasal dari penganut agama Yahudi/Nasrani, kemudian mereka (segolongan ini) kembali menolak Islam/murtad setelah mereka mengetahui apa sebenarnya ajaran Muhammad. Oleh Quran, mereka dituduh merubah makna penafsiran quran itu sendiridan bukan Alkitab/InjilPemahaman akan pengertian ayat yang mengatakan: "...apakah kamu (maksudnya: Muhammad), masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu". "Kamu" atau "kepadamu" disini,jelas dimaksudkan untuk Muhammad. Tetapi kemudian mereka (orang-orang Yahudi/Nasrani) yang tadinya sudah mengaku percaya akan kenabian Muhammad ini, mereka menolak/keluar dari Islam, lalu mereka dituduh merubah pengertian pendengaran ayat firman Allah (dalam hal ini adalah Quran itu sendiri) yang selanjutnya bahkan mereka dituduh orang-orang bodoh, pembual, buta huruf dan sebagainya. Yang jelas, bahwa ayat Quran ini sama sekali tidak ditujukan kepada ahli kitab (Yahudi/Nasrani) dan juga tidak mengatakan Alkitab(Taurat-Injil) itu yang telah dirubah-rubah, melainkan malah Quran itu sendiri.

b)Surah Al Baqarah 106,"Apa saja ayat yang Kami mansokh-kan(hapuskan) atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya...".
Lebih parah lagi, perkataan "ayat'' yang dimansokh-kan(dihapuskan) dalam surah Al Baqarah ini umumnya mereka artikan "Alkitab/Taurat-Injil", namun ternyata memang ini merujuk pada puluhan ayat Quran yang telah dihapuskan.  Bahkan minturut buku At Tadjdid fil Islam, menyatakan bahwa sedikitnya 5 sampai 500 ayat-ayat dalam Quran itu telah mansokh. Bahkan yang lebih buruk lagi ada yang berpendapat bahwa makna "ayat yang dimansokh-kan" itu, adalah mengenai kemukjizatan Muhammad itu sendiri, maksudnya, bahwa Muhammad sebagai nabi dan rasul menerima wahyu Allah sudah tidak mendapat kuasa Allah bermukjizat sebagaimana halnya para nabi-nabi sebelumnya, seperti para nabi Yahudi macem Musa dan Almasih Isa. Sehingga menjadi jelas bahwa maksud surah Al Baqarah 106 ini tidak mengena untuk menjadi dalil menolak kebenaran dan kehadiran Alkitab dan Injil sebagai Kitab Ilahi yang menjadi dasar kebenaran bagi setiap orang untuk beragama yang benar.

c). Al Maidah 13"...karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (firman) Allah dari tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit diantara mereka yang tidak berkhianat.''



Sekali lagi, kata "mereka" dalam surah Al Maidah 13 ini sengaja ditambahkan dalam tanda kurung(Ahli Kitab) atau (Yahudi/Nasrani), sedangkan makna kalimat,"mereka suka merubah perkataan (firman) Allah dari tempatnya", diartikan Alkitab atau Taurat/Injil itu sudah ditukar-tukar dan dihapuskan/dirubah kebenarannya.  Kata yang ditambahkan dalam kurung tidak ada dalam teks aslinya. Padahal bila mau jujur  dan benar, ayat inipun sama persis dengan surah Al Baqarah 75yangadalah ditujukan kepada orang-orang Islam pengikut Muhammad sendiri dimana dalam kehidupan Muhammad yang tadinya memang berasal dari penganut agama Yahudi/Nasrani, berbalik kembali pada agamanya semula  dan menolak Islam. Oleh Muhamad sesuai yang tercatat dalam quran, mereka dituduh berkhianat merubah-rubah firman Allah yang dalam hal ini adalah Quran itu sendiri. Mereka mentah-mentah menolak kebenaran Islam sesudah mereka mengetahui ajaran Muhammad yang sebenarnya. Hal ini dapat anda buktikan sendiri bila anda mau secara jujur membaca seluruh hubungan ayat dalam suah ini mulai ayat 7 sampai dengan 13. Jadi, kini semakin jelas pula bahwa surah Al Maidah 13tidak dapat dijadikan dalil untuk menolak kebenaran Alkitab.

Terdapat begitu banyak ayat Al Quran yang senada dengan contoh di atas yang tadinya diartikan sebagai menolak kebenaran Alkitab, namun bila ingin memahaminya secara jujur dan hati bersih, maka anda akan semakin yakin bahwa tidak ada satu ayat pun dalam Quran yang mengatakan bahwa Alkitab(Taurat dan Injil) itu telah dipalsukan, dirubah dan lain-lain. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa apa yang dikatakan dalam surah Al Maidah 68, Al Baqarah 62, As Sajadah 23 dan lain-lain yang dikemukakan diatas memang benar dan begitu meyakinkan bahwa Alkitab(Taurat/Injil) itu adalah merupakan kebenaran bagi setiap orang yang mau beragama dalam kebenaran sesuai dengan kehendak Allah.

Dan ingatlah pesan Almasih Isa, ”Langit dan bumi akan berlalu,tetapi perkataanKu tidak aka berlalu”, (Injil Matius 24 ; 35)
[Artikel ini bukan untuk bahan olok-olok, namun sebagai pengajaran bagi umat agar menyadari kekeliruan secara total pengajaran yang selama ini terjadi yang telah diajarkan kepada kita secara turun-temurun dan telah menyesatkan banyak orang. Semua komentar hendaknya dengan bahasa yang baik dan sopan, semua komentar yang tidak sopan dan penuh caci maki akan langsung dihapus_ki sapu djagat]

ALMASIH ISA ANAK ALLAH ??_untuk direnungkan kembali




"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah", (Injil Yohanes 1 ; 1). "Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih, karunia dan kebenaran", (Injil Yohanes 1 ; 14). Dalam kedua ayat tersebutlah umat Kristiani menyebut dan menyandarkan pengertian Almasih Isa sebagai Anak Allah, yaitu Firman Allah yang telah menjadi daging dalam kelahiran  Almasih Isa/Yesus Kristus melalui Maryam.

Almasih Isa disebut Anak Allah jelas bukan merujuk dan sama sekali bukan bermakna Allah beranak pinaksecara biologis/walad” yaitu melalui hubungan seksual  sebagaimana diajarkan dan dikumandangkan oleh para mubaligh islam dan para ustadz dalam khotbah dan syiar agama kita. Kini miliaran orang muslim, jangankan yang awam, bahkan yang berpendidikan tinggipun telah keliru memberikan arti akan makna Almasih Isa sebagai “Anak Allah” karena telah terpatri diajarkan dan mengajarkan secara keliru dan dipelintir maknanya selama berabad abad sehingga melekat dalam benak secara turun temurun dan tidak menyadari kekeliruan ini...bahkan sayapun berpendapat demikian pada mulanya. Pengertian akan makna yang benar tanpa pelintiran arti akan ayat-ayat Alkitab tersebut diatas disaksikan sendiri kebenarannya oleh Muhammadseperti yang dikatakannya sendiri,"Isa faa innahu Rohullah wa Kalimatuhu",(Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Firman-Nya)[Hadits Anas bin Malik - Mutiara Hadits halaman 353]

Adakah diantara kita yang masih menyangkal akan “makna illahi/mutasyabihat akan keberadaan Almasih Isa dalam ayat ini,"Innamal Masihu 'Isa bnu Maryama Rasululahi wa Kalimatuhu alqahaa ila Maryama wa Rohu, minhu..."(Sesungguhnya Almasih Isa ibnu Maryam itu adalah utusan Allah dan Firman-Nya yang ditumpahkanNya kepada Maryam dan Roh daripadaNya),[surah an nisaa 171].

Khusus tentang kata ''Kalimat" atau Firman Allah yang menjelma menjadi jasad Almasih Isa”,  Drs. Hasbullah Bakry dalam bukunya yang berjudul "Nabi Isa dalam Al Quran" halaman 109 menyatakan,"Nabi Isa disebut sebagai Kalimah Allah(Firman Yang Hidup) karena Dia adalah penjelmaan dari pada Firman Allah yang ditujukan kepada Maryam untuk mengandung AlmasihIsa". Karena itu kini mestinya sama sekali tidak ada keraguan lagi untuk mengatakan bahwa Almasih Isa/Yesus adalah "Anak Allah" dan merupakan Firman Yang Hidup. Bila sebelumnya kita, saya dan anda yang muslim menyangkal menyebut Almasih Isa/Yesus sebagai "Anak Allah" oleh karena telah keliru mendapatkan pengajaran yang mengartikan "Anak Allah" disini secara biologis/walad sebagai makna yang telah dipelintir, maka kini pengertian tersebut harus dirubah total karena sedari awal juga umat Kristiani mengartikan makna “Anak Allah” ini secara illahi/mutasyabihat.

Apabila dalam surah Al Ikhlas mengatakan"...Dialah Allah Yang Esa...tidak beranak dan tidak diperanakkan...", seperti yang sering dikhotbahkan oleh para mubaligh Islam hingga kini sebagai dalil untuk menolak bahwa Allah itu mempunyai anak sebagaimana dituduhkan pada iman Kristen dengan penyebutan ''Yesus Anak Allah''sebenarnya ajaran Kristiani malah lebih dulu menerima sepenuhnya dan mengaminkan sepenuhnya ajaran seperti yang terekam dalam ayat quran tersebut, karenaternyata ajaran Kristiani sendiri sama sekali tidak pernah mengatakan dan tidak memberi maknabahwa "Allah itu punya anak" dalam pengertian secara biologis, yang oleh Quran itu disebut dengan Istilah "walad". Almasih Isa/Yesus disebut "Anak Allah" sesuai ajaran Kristiani adalah dalam pengertian mutasyabihat yaitu Firman Allah yang Hidup di dalam Yesus Kristus dan bukan dalam pengertian "walad".

Sehingga dalam masalah ini saya ingin meyakinkan bahwa tidak ada satu ayat pun di dalam Al Quran yang telah nyata-nyata secara tegas menolak ajaran Alkitab diatas mengenai sebutan "Anak Allah" bagi Yesus Kristus. Yang Al Quran tolak adalah jika Almasih Isa/Yesus dianggap Anak Allah dalam pengertianwalad/biologis”, yaitu anak yang lahir melalui kontak secara seksual/biologis.



Atau kita perlu sebuah penegasan yang terekam dalam Injil Matius 3 ; 17, “...Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan; Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan...”.
Dan bilamana kita yang muslim masih ragu akan hal ini maka,“Tanyakan pada ahlul Kitab, jika kau tidak percaya ini”, (surah 21:7 & surah 16:44).  Kini mungkin sudah waktunya kita melakukan apa yang diperintahkan oleh (nabi) Muhamad perihal yang satu ini yaitu bertanya kepada ahli kitab yang adalah umat Kristiani agar semua menjadi jelas...
[Artikel ini bukan untuk bahan olok-olok, namun dimaksudkan sebagai pengajaran bagi umat agar menyadari kekeliruan pengajaran yang selama ini terjadi yang telah diajarkan kepada kita secara turun-temurun dan telah menyesatkan banyak orang. Semua komentar hendaknya dengan bahasa yang baik dan sopan, semua komentar yang tidak sopan dan penuh caci maki akan langsung dihapus_ki sapu djagat]

Sunday, March 10, 2013

BERCEBOK MINTURUT SYARIAH_untuk direnungkan kembali



Minturut apa yang diajarkan para mubaligh dan ulama kita, Islam adalah agama yang aturan dan hukum-hukumnya dapat diterapkan secara universal dan aturan berdasar syariah selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. Benarkah?? Nabi besar kita juga terkenal teliti dalam membuat aturan dalam kehidupan sehari-hari dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar. Semua yang diajarkan nabi besar kita termaktub dalam aturan hukum syariah. Hukum syariah adalah hukum atau aturan yang mesti kita jalankan sebagai umat muslim. Tak pelak, dibeberapa tempat memang ada penolakan dari pihak lain karena aturan ini dianggap ketinggalan zaman. Namun sebagaimana ajaran nabi, maka sebisa mungkin umat muslim mesti menjalankan aturan syariah ini. Dimasa lalu ketika nabi eksis, setiap pelanggaran akan terima konsekuensi. Namun saat ini kita mesti berfikir positif atas penolakan akan pemberlakuan hukum tersebut. 

Masih ingatkah anda beberapa tahun yang lalu ketika di kota Tangerang-Banten diujicoba penerapan perda yang bersandarkan pada hukum syariah yang ternyata gagal diterapkan karena justru menjadi bahan olok-olok yang malah begitu merugikan umat islam sendiri. Penulis mencatat, dimana saat itu ada sebuah kasus dimana seorang ibu rumah tangga tertangkap basah karena masih berada di jalanan setelah melewati jam malem yang ditetapkan, dimana hal ini merupakan pelanggaran terhadap perda syariah saat itu. Si ibu tersebut langsung dijebloskan ke dalam penjara karena dituduh sebagai pelacur. Tapi ternyata si Ibu tersebut ketika itu adalah warga baik-baik seperti umumnya orang masa kini yang bekerja dan bisa saja dapet kerja lembur dan saat itu berada dalam perjalanan pulang dari kantor... Si ibu tersebut sudah terlanjur dicap sebagai pelacur dan sudah dilecehkan masuk kedalam penjara....itulah hasilnya dari pemberlakuan hukum yang bersandarkan pada syariah. Namun karena sudah tidak cocok dan ketinggalan zaman akhirnya perda syariah di kota Tangerang-Banten tersebut dicabut dan tidak berlaku lagi... sebuah pelajaran sangat berharga....
Cobalah bayangkan, bila hukum atau aturan berdasar syariah diterapkan dengan pemaksaan, maka akan timbul ketidaknyamanan atau bahkan perang tanpa berkesudahan hanya untuk membela hal yang begitu konyol tak berarti...
Anda marah atas pernyataan saya...?  Mari baca bersama-sama artikel ini dengan hati putih sehingga kita akhirnya bisa merenungkan diri dan mendapat  jawaban atas pertanyaan, “ mengapa begitu banyak orang diberbagai belahan dunia menolak tegas hukum/aturan berdasarkan syariah?”.
[pemandangan ini akan menjadi kebiasaan sehari-hari bila hukum syariah diberlakukan di Indon]

Lihatlah dan bacalah dengan teliti salah satu aturan yang bersandarkan pada syariah ini dan betapa repot dan tidak praktis serta begitu ketinggalan zaman aturan yang telah ditetapkan nabi besar kita ini, bahkan mungkin diterapkan di hutan belantarapun juga sulit.
Seperti diriwayatkan Salman al Farisi r.a., perihal ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw,“(Benarkan) Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab buang air?” Lalu Salman menjawab, “Benar (beliau mengajarkan kami adab buang hajat), beliau melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, bercebok dengan tangan kanan, dan beristinja’ kurang dari tiga buah batu.” (HR. Muslim)
“Jika salah seorang kamu mendatangi tempat buang hajat,maka hendaklah ia bercebok dengan tiga buah batu. Sesungguhnya itu sudah cukup baginya”,(HR. Abu Dawud, al-Nasai, dan Ahmad dari Aisyah RA, oleh Al-Albani dalam al-Irwa’ no. 44).
Akan tetapi, sebagaimana hukum dan aturan syariah yang lain yang bahkan bila perlu harus dibela dengan nyawa sekalipun, maka apa yang nabi tetapkan dan kerjakan serta ajarkan kepada semua pengikutnya tentang adab buang hajat harus diikuti semua umat muslim diseluruh dunia tanpa kecuali!!
[bisnis penjualan wc modern akan gulung tikar bila hukum syariah diberlakukan]
Marilah lanjutkan baca artikel ini ; 1) “Hendaklah ia (para pengikut nabi) bercebok dengan tiga buah batu  2) Jumlah batu buat cebok tidak boleh kurang dari tiga. 3) Tapi jumlah batu bisa lebih dari tiga batu, asal jumlahnya jangan genap melainkan ganjil”,(Bukhari 4. No.162). 4) Berak tidak boleh menghadap kiblat. 5) Tidak boleh bercebok dengan tangan kanan, melainkan harus dengan tangan kiri (poor left hand).6)Batu bekas cebok tidak boleh tercampur dengan tulang atau kotoran binatang yang sudah mengeras, karena  minturut nabi besar kita itu adalah makanan Jin (Bukhari 58, no.200).
[beginilah hukum syariah bercebok zaman nabi dulu bercebok dengan batu kerikil yang akan sulit diterapkan dizaman modern ini] 

Kalau boleh berpikir secara bebas dengan melepas kacamata kuda/aturan syariah, maka kita dapat mengurai masalah berdasar logika, dan kita tidak lagi diperlakukan sebagai binatang kuda sehingga pada akhirnya kita dapat mengambil sebuah kesimpulan yang mengerucut bahwa, ”ternyata aturan/hukum syariah memang tidak bisa diterapkan di jaman modern macem sekarang ini sekalipun point paling sederhanapun macem hukum syariah tentang bercebok ini karena memang sudah ketinggalan zaman”.

Mari berpikir logis, bila saja aturan hukum syariah tentang bercebok yang termasuk sederhana ini diterapkan, maka ;  tidak ada yang bisa berak di pesawat, bus, kereta api, kapal laut dan lainnya; dimana-mana akan ada tumpukan batu kerikil karena tidak seperti zaman nabi yang masih doyan makan batu kerikil, Jin zaman sekarang sudah tidak mau makan batu kerikil lagi; kesekolah, kuliah, kerja dan bepergian akan dibebani batu kerikil berpuluh-puluh kilo;  orang kidal akan kena hukum cambuk dan seterusnya...
Lantas apa kebaikan hukum syariah secara umum bila hukum tentang cebok ini saja akan bikin masalah bagi umat manusia bila diberlakukan? Dari sisi ini saja sudah begitu jelas bahwa Hukum Syariah justru akan bikin masalah besar dikemudian hari bila tetap nekat diberlakukan karena memang sudah amat sangat ketinggalan zaman...

Sekedar kilas balik, lihatlah Afghanistan, Pakistan, Iran, Somalia dan negara lain yang menerapkan Hukum Syariah secara lurus yang justru tenggelam kedalam jurang gelap peradaban zaman.... berita yang muncul di media hanyalah perkosaan, perampokan, pembunuhan, begal, penculikan untuk mendapat tebusan dan hukuman gantung yang dilakukan secara vulgar di pasar-pasar dan lokasi keramaian lainnya... apakah ini semua berita baik?? Atau pernahkah kalian mengikuti berita dari Aceh yang telah memberlakukan hukum syariah...berita apa yang anda dengar dari sana....??

[artikel ini bukan untuk bahan olok-olok, tapi dengan maksud untuk menyadarkan umat agar segera terbangun dan menyadari keyakinan yang selama ini ternyata keliru dan sudah usang alias sudah ketinggalan zaman. Semua komentar sebaiknya dengan bahasa yang baik tanpa caci maki, komentar yang penuh caci maki akan langsung dihapus, terimakasih_ki sapu djagat]