Showing posts with label lurus. Show all posts
Showing posts with label lurus. Show all posts

Tuesday, March 19, 2013

APAKAH ALKITAB DAN INJIL BENAR ?_untuk direnungkan kembali...




Jangankan membahasnya, sekedar membaca atau bahkan memegang Alkitab atau Injil bagi sebagian besar kita muslim adalah haram karena terlajur diajarkan secara turun-temurun bahwa Alkitab dan Injil itu dapat menyesatkan setiap orang yang membacanya. Oleh sebab itulah walaupun ada pengakuan dalam rukun iman bahwa setiap muslim wajib beriman pada nabi Yahudi dan kitab para nabi Yahudi terdahulu, namun ternyata dalam praktik kehidupan sehari-hari kita tidak pernah tahu satupun ayat apalagi isi dari kitab Yahudi tersebut yakni Taurat, Zabur/Mazmur(serta kitab para nabi Yahudi lain yang secara islami diklaim total berjumlah 25 nabi yang tentu saja memiliki kitab masing-masing) termasuk Injil, karena kita begitu jarang bahkan boleh dikata tidak pernah membaca kitab-kitab diatas, apalagi yang namanya Alkitab yang berisi semua kitab para nabi Yahudi sehingga sangat wajar bila kita yang muslim sama sekali tidak mengerti isinya. Bahkan saya berani bertaruh, hampir semua mubaligh islam dan para ustadz rata rata tidak mengerti isi Alkitab, karena membacapun tidak pernah.



Anehnyaumat Kristiani yang tidak memiliki rukun iman, malah memiliki koleksi terlengkap semua kitab para nabi Yahudi yang sudah ditulis sejak berabad-abad bahkan puluhan abad sebelum (nabi arab) Muhamad lahir, tidak hanya 25 nabi Yahudi beserta kitabnya seperti klaim kita muslim, tapi Alkitab bahkan memuat 39 kitab para nabi Yahudi terdahulu ditambah 4 Kitab Injil dan lebih dari 20 surat para rasul ditambah 1 Kitab Wahyu dan hampir 50 nabi Yahudi yang tercatat disana, mereka selalu berusaha membacanya, menelaah, mendiskusikan, meneliti serta mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun umat Kristiani memang tidak mengoleksi dan tidak membaca Alquran karena hal ini memang sesuai pesan Almasih Isa yang mewanti-wanti umatnya agar tidak mempercayai kenabian seseorang setelah Almasih Isa lahir, ini berarti(nabi arab) Muhamad beserta kitab Alquran tidak masuk hitungan mereka.

Namun sebaliknya, Muhamad malah mengklaim telah menerima wahyu berupa pengakuan dan kebenaran Alkitab yang berisi kitab semua nabi terdahulu seperti Taurat dan juga Injil seperti tersua dalam surah Al Maidah 68"Qul ya ahlal kitabi lastum'ala sya-in hatta tuqiemut taurata wa! injil wa ma unzila alaikum min rabbikum”.(Katakanlah! hai Ahli Kitab. Kamu tidak pada agama yang sebenarnya, kecuali apabila kamu turuti Taurat dan Injil, dan apa-apa yang diturunkan kepadamu dari pada Tuhanmu).

Pengakuan ini juga tercatat dalam surah As Sajadah 23''Wa Laqad ataina Musa 'Ikitaaba fala takun fimiryatim min liqaa-ih...''(Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Musa Alkitab, maka janganlah kamu/Muhammad ragu-ragu menerimanya).
Juga terekam dalam surah Al Maidah 46, “Wa qaffainaa 'ala assyarihim bi 'Isa 'bni Maryama mushaddi qallima baina yadaihi minat Taurati wa atai naahul Injila fieha hudan wa nurun, wa mushaddi qallima baina yadaihi minat Tauraati wa hudan wamau' 'izhatan lilmuttaqien”.(Dan kami iringkan jejak mereka (nabi terdahulu) dengan Isa putra Maryam, membenarkan kitab Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil yang berisikan petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab yang terdahulu yaitu Taurat, dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.)



Cobalah untuk juga membaca surah Al Maidah 47, ”Wal yachkum ahlal Injili bimaa anzala 'llahu fichi wa manllam yachkum bimaa anzala'llahu fa ulaa ika humul faasikuna”.(Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barang-siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.)
Kemudian bandingkan dengan surah Al Baqarah 62, “Inna'lladzina aamanu wal ladzina haduu wan naasharaa wa shaabi iena min aamanabillahi walyaumil akhl~i wa 'amila shalichan falahum ajruhum 'indrarabbihim wa lakhaufun 'alaihim wa la hum yachzanun”. (Sesungguhnya orang-orang yang percaya, orang-orang Yahudi, Nasrani dan Sabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman/percaya kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, dan tidak pula mereka berduka-cita).

Namun demikian, walaupun kita mengklaim Alquran merupakan kitab yang sempurna dan merupakan satu-satunya kitab yang copy-nya disimpan di lauhul-mahfudz, tapi sungguh sayang sekali, entah karena jibril yang salah membisikkan wahyu kepada Muhamad atau tim Zaid dkk yang keliru menulis, atau memang Muhamad sendiri yang lupa, namun yang jelas terdapat banyak sekali salah kutip didalamnya. Misalnya adalah kisah sejarah tentang bagaimana Tuhan menolong nabi Musa membawa umatnya yaitu bangsa Israel/Yahudi dari perbudakan bangsa Mesir.

Dalam kitab terdahulu milik Yahudi yang mengisahkan tentang bangsa Yahudi sendiri dan telah ditulis puluhan abad sebelum Muhamad lahir, yang notabene secara geografis tinggal jauh dan tidak mengenal dengan baik tempat kejadian perkara tersebut, mencatat dalam quran hanya 9(sembilah) tulah/hukuman bagi penduduk bangsa Mesir ketika nabi Musa membawa bangsanya keluar dari tanah Mesir. Padahal bangsa Yahudi yang mengalami sendiri secara langsung peristiwa sejarah tersebut telah mencatat dengan baik ada 10(sepuluh) tulah/hukuman bagi bangsa Mesir!! Bila demikian, siapa dan mana yang benar ??.

Untuk memastikan siapa dan mana yang benar silahkan baca lagi surah Al Maidah 68 yang pada intinyamengatakan bahwa Alkitab adalah merupakan Kitab yang benar bagi orang yang beragama dalam kebenaran menurut kehendak Allah.

Namun kita juga tidak boleh menutup mata akan keberadaan beberapa ayat yang justru dianggap mempertanyakan kebenaran Alkitab. Biasanya ayat-ayat ini dipergunakan oleh para mubaligh kita untuk menggebuk iman Kristiani. Dan karena perbuatan mereka itulah maka umat muslim seperti kita tidak pernah mempercayai kebenaran Alkitab. Padahal mereka telah melakukan pelintiran arti dan makna yang tertulis dalam ayat-ayat tersebut untuk menarik umat lebih banyak, padahal mereka secara sadar sedalam-dalamnya bahwa mereka telah melakukan penyesatan...

a).Surah Al Baqarah 75, “Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka merobahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui”.
Umumnya kita orang muslim mengatakan tafsirannya bahwa yang dimaksud "segolongan dari mereka" (friqun minhum) itu, adalah ahli-kitab (Yahudi/Nasrani) yang telah mengubah firman Allah itu, dalam hal ini mereka artikan merubah teks Taurat dan Injil/Alkitab. Tapi ternyata setelah diteliti dengan seksama sesuai konteksnya, pengertian surah Al Baqarah 75 ini tidaklah demikian. Yang dimaksudkan "segolongan dari mereka" itu, ialah orang-orang Islam itu sendiri yang berasal dari penganut agama Yahudi/Nasrani, kemudian mereka (segolongan ini) kembali menolak Islam/murtad setelah mereka mengetahui apa sebenarnya ajaran Muhammad. Oleh Quran, mereka dituduh merubah makna penafsiran quran itu sendiridan bukan Alkitab/InjilPemahaman akan pengertian ayat yang mengatakan: "...apakah kamu (maksudnya: Muhammad), masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu". "Kamu" atau "kepadamu" disini,jelas dimaksudkan untuk Muhammad. Tetapi kemudian mereka (orang-orang Yahudi/Nasrani) yang tadinya sudah mengaku percaya akan kenabian Muhammad ini, mereka menolak/keluar dari Islam, lalu mereka dituduh merubah pengertian pendengaran ayat firman Allah (dalam hal ini adalah Quran itu sendiri) yang selanjutnya bahkan mereka dituduh orang-orang bodoh, pembual, buta huruf dan sebagainya. Yang jelas, bahwa ayat Quran ini sama sekali tidak ditujukan kepada ahli kitab (Yahudi/Nasrani) dan juga tidak mengatakan Alkitab(Taurat-Injil) itu yang telah dirubah-rubah, melainkan malah Quran itu sendiri.

b)Surah Al Baqarah 106,"Apa saja ayat yang Kami mansokh-kan(hapuskan) atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya...".
Lebih parah lagi, perkataan "ayat'' yang dimansokh-kan(dihapuskan) dalam surah Al Baqarah ini umumnya mereka artikan "Alkitab/Taurat-Injil", namun ternyata memang ini merujuk pada puluhan ayat Quran yang telah dihapuskan.  Bahkan minturut buku At Tadjdid fil Islam, menyatakan bahwa sedikitnya 5 sampai 500 ayat-ayat dalam Quran itu telah mansokh. Bahkan yang lebih buruk lagi ada yang berpendapat bahwa makna "ayat yang dimansokh-kan" itu, adalah mengenai kemukjizatan Muhammad itu sendiri, maksudnya, bahwa Muhammad sebagai nabi dan rasul menerima wahyu Allah sudah tidak mendapat kuasa Allah bermukjizat sebagaimana halnya para nabi-nabi sebelumnya, seperti para nabi Yahudi macem Musa dan Almasih Isa. Sehingga menjadi jelas bahwa maksud surah Al Baqarah 106 ini tidak mengena untuk menjadi dalil menolak kebenaran dan kehadiran Alkitab dan Injil sebagai Kitab Ilahi yang menjadi dasar kebenaran bagi setiap orang untuk beragama yang benar.

c). Al Maidah 13"...karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (firman) Allah dari tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit diantara mereka yang tidak berkhianat.''



Sekali lagi, kata "mereka" dalam surah Al Maidah 13 ini sengaja ditambahkan dalam tanda kurung(Ahli Kitab) atau (Yahudi/Nasrani), sedangkan makna kalimat,"mereka suka merubah perkataan (firman) Allah dari tempatnya", diartikan Alkitab atau Taurat/Injil itu sudah ditukar-tukar dan dihapuskan/dirubah kebenarannya.  Kata yang ditambahkan dalam kurung tidak ada dalam teks aslinya. Padahal bila mau jujur  dan benar, ayat inipun sama persis dengan surah Al Baqarah 75yangadalah ditujukan kepada orang-orang Islam pengikut Muhammad sendiri dimana dalam kehidupan Muhammad yang tadinya memang berasal dari penganut agama Yahudi/Nasrani, berbalik kembali pada agamanya semula  dan menolak Islam. Oleh Muhamad sesuai yang tercatat dalam quran, mereka dituduh berkhianat merubah-rubah firman Allah yang dalam hal ini adalah Quran itu sendiri. Mereka mentah-mentah menolak kebenaran Islam sesudah mereka mengetahui ajaran Muhammad yang sebenarnya. Hal ini dapat anda buktikan sendiri bila anda mau secara jujur membaca seluruh hubungan ayat dalam suah ini mulai ayat 7 sampai dengan 13. Jadi, kini semakin jelas pula bahwa surah Al Maidah 13tidak dapat dijadikan dalil untuk menolak kebenaran Alkitab.

Terdapat begitu banyak ayat Al Quran yang senada dengan contoh di atas yang tadinya diartikan sebagai menolak kebenaran Alkitab, namun bila ingin memahaminya secara jujur dan hati bersih, maka anda akan semakin yakin bahwa tidak ada satu ayat pun dalam Quran yang mengatakan bahwa Alkitab(Taurat dan Injil) itu telah dipalsukan, dirubah dan lain-lain. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa apa yang dikatakan dalam surah Al Maidah 68, Al Baqarah 62, As Sajadah 23 dan lain-lain yang dikemukakan diatas memang benar dan begitu meyakinkan bahwa Alkitab(Taurat/Injil) itu adalah merupakan kebenaran bagi setiap orang yang mau beragama dalam kebenaran sesuai dengan kehendak Allah.

Dan ingatlah pesan Almasih Isa, ”Langit dan bumi akan berlalu,tetapi perkataanKu tidak aka berlalu”, (Injil Matius 24 ; 35)
[Artikel ini bukan untuk bahan olok-olok, namun sebagai pengajaran bagi umat agar menyadari kekeliruan secara total pengajaran yang selama ini terjadi yang telah diajarkan kepada kita secara turun-temurun dan telah menyesatkan banyak orang. Semua komentar hendaknya dengan bahasa yang baik dan sopan, semua komentar yang tidak sopan dan penuh caci maki akan langsung dihapus_ki sapu djagat]

Tuesday, February 26, 2013

APA ATAU SIAPAKAH SEBENARNYA JALAN LURUS/SIRATHAL MUSTAQIIM??



”...tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus/…ihdinash sirathal mustaqiim”. Kita sebagai muslim(seperti yang umumnya diajarkan para ulama secara turun temurun) sudah terlanjur memahami, diajarkan dan kita juga telah ikutan mengajarkan dengan mantap pula bahwa “Jalan Lurus/sirathal mustaqiim” adalah sebagai suatu perilaku yang lurus tidak bengkok sesuai perintah dan larangan Alloh sesuai syariah. Ada lagi ulama yang setuju dan menyatakan bahwa, sirathal mustaqiim adalah sebuah jembatan yang besarnya tidak lebih dari sehelai rambut yang menghubungkan umat muslim menuju sorga yang dibawahnya berupa jurang neraka yang berisi api menyala dan pedang berkelebatan. Lantas, muslim manakah yang dapat menyeberanginya?? Marilah berpikir menggunakan logika, karena sangat mungkin hal ini yang melatar belakangi turunnya surah 19;71(..dan tidak seorangpun diantaramu kecuali menuju neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu merupakan kemestian yang sudah ditetapkan!!". Hal inilah yang membuat seluruh muslim diwajibkan mendoakan Sang Rasul, juga seluruh umat muslim lain, dengan harapan dapat menyeberangi "jembatan maut" yang dimaksud diatas. Inilah yang menyebabkan kita diwajibkan berperilaku dan berbuat amal soleh sebanyak-banyaknya sesuai syariah agar dapat diselamatkan ketika meniti "jembatan maut" kelak. Namun mampukah kita menimbang lebih banyak mana amal baik kita dibanding sisi jahat kita?? 

Namun ternyata, semua pengertian yang diajarkan para ulama diatas salah, karena bacaan tersebut diatas(Al fatihah) adalah sebuah doa permohonan agar kita diberi petunjuk.  Jadi, pengertian tersebut diatas (melakukan perintah dan menjauhi larangan Alloh sesuai syariah seperti yang diajarkan para ulama) ternyata sama sekali bukan merupakan jawaban atas doa permohonan kita dalam Al fatihah tersebut!!

Kita memang sudah setuju bahwa doa permohonan Al-fatihah sebagai mukadimah Alquran ini memang sangat berkaitan dengan masa depan kita setelah meninggal kelak, namun, kita muslim seperti yang saya kemukakan diatas, rata-rata umumnya memang telah keliru memahami apa itu sebenarnya "Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus" sehingga kita belum tahu “harus lewat jalan mana untuk dapat mencapai Sang Pencipta setelah kita mati”. Sehingga, hal ini dipertegas lagi bilamana ada sesama kita ada yang meninggal kita selalu berucap penuh harap, “innaa lil laa hi wa innaa illaihi roji’uun……(semoga yang berasal dari Alloh kembali ke Alloh”, atau ringkasnya; semoga dapat menemui Alloh/Sang Pencipta).

Akan tetapi pernahkah terpikir oleh kita bahwa untuk menemui Sang Pencipta ternyata tidaklah dapat sembarangan karena hanya dapat melalui Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus saja, persis seperti yang kita minta dalam doa Al fatihah tersebut!! Dan apakah si mati tersebut diketika hidupnya sudah mendapat jawaban dari Alloh untuk mendapatkan Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus sesuai permohonan dalam doanya?

Apakah atau Siapakah sebenarnya Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus ini??  

Bagi kita yang muslim sebenarnya kita sudah mendapatkan jawaban pasti atas doa tersebut, namun ternyata kita(sesuai ajaran para ulama)malah selalu berkutat untuk berperilaku sesuai syariah dan menumpuk amal namun tidak mengindahkan jawaban atas doa permohonan kita yang bahkan telah tercatat terdapat dalam Alquran namun anehnya kita malahan diajarkan untuk terus saja memohon supaya diberikan Jalan Lurus semenjak 1400 tahun yang lalu hingga sekarang dan entah sampai kapan lagi…tanpa kenal lelah walaupun doa kita sudah dijawab !! Ya, sekali lagi saya tegaskan disini bahwa doa kita sudah dijawab !! Tidak percaya??




Mari kita bersama-sama membuka Quran kita pada Surah 43(AS Syukruf), dan mari membaca bersama dan merenungkannya kembali dengan hati putih tanpa prasangka macem-macem pada ayat 61-63.  Inti dari ayat tersebut adalah ; “Akulah(Almasih Isa) alamat pasti pada hari kiamat, Akulah(Almasih Isa) Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus dan ikutlah Aku(Almasih Isa)”.
Lantas, mari bandingkan dengan ayat yang begitu terang yang diperuntukkan bagi kita yang muslim agar mengikuti petunjuk para pengikut Almasih Isa ini ;
“Mereka(pengikut Almasih Isa) telah menerima bimbingan Allah menuju jalan lurus. Ikutilah petunjuk mereka..!!”. (Surah 6:90).
Dan Alloh juga bahkan memberikan perintah tegas dengan terang trowoco yang dicatat Alquran yang menyatakan dengan tegas ; “Tanyakan Ahlul Kitab, jika kau tidak percaya ini”. (Surah 21:7 & surah 16:44).
Namun saya pribadi begitu amat sangat dapat memahami apabila pada awalnya rata-rata dari kita yang muslim memang(sesuai ajaran para ulama kita) selalu ambigu dan tidak senang bahkan cenderung(untuk)tidak menggubris bahkan marah apabila ditunjukkan ada ayat dalam Alquran ada menyangkut nama Almasih Isa yang dianggap tidak sejalan dengan arus utama(tafsiran ulama). Alasan mereka(para ulama) cukup banyak dan memang seolah masuk akal, diantaranya, karena; bagaimana mungkin muslim akan menggubris perintah untuk menjadi Pengikut Almasih Isa sekalipun itu tertulis di dalam Quran? Dan; bagaimana mungkin muslim harus mengikuti “petunjuk” para pengikut Almasih Isa yang sudah terlanjur kita anggap sesat?
Akan tetapi, sekali lagi, bukankah Alquran seperti yang kita pahami adalah mujizat sang Rasul sebagai wahyu Alloh yang merupakan ; “kitab yang begitu jelas”,(Surah 5:15), “begitu mudah dipahami”,(Surah 44:58 , 54:22 , 54:32, 54:40), “sudah dijelaskan secara terperinci” (Surah 6:114), “dipaparkan dengan begitu  jelas”,(Surah 5:16, 10:15), dan “bahkan tidak ada keraguan di dalamnya”,(Surah 2:1). Sehingga dengan demikian membaca Alquran tidak perlu tafsiran yang kadang penuh kepentingan politis atau apapun yang justru menodai arti hakiki dari ayat yang bersangkutan.
Lantas, apakah surah 43;61-63, surah 19;71, surah 6:90, surah 21:7, serta surah 16:44, tersebut diatas tidak jelas, tidak terang, dan tidak dipaparkan dengan terperinci sehingga kita muslim ragu-ragu dan bahkan kita mesti mencari(minta petunjuk ulama) yang malah bikin bingung sebagai alasan untuk menolaknya?? Bila demikian, bukankah kita telah mengingkari ayat-ayat suci ini ?? Padahal posisi Alquran mestinya berada diatas para ulama, bukan dibawahnya! Atau, apakah Alloh yang kita sembah yang menyandang gelar Sang Penipu Ulung/Khairul Makheerin seperti yang tercatat dalam Surah 8;30, telah benar-benar sedang menipu daya kita selama 1400 tahun ini hingga akhir zaman tanpa ketahuan??
Tetapi, bukankah penulis Quran menginginkan agar Alquran dibaca dan mudah dipahami tanpa embel-embel macem apapun, sehingga konsekuensinya, segala bentuk penafsiran apapun mengenai Quran yang tidak konsisten dan tidak sesuai dengan maknanya sudah semestinya kita tolak?.
Bila Alquran adalah wahyu yang jelas dan terang sehingga mudah dimengerti oleh pembacanya serta tidak ada keraguan atasnya dan mudah pula dipahami, sehingga tidak perlu penafsiran yang macem-macem lagi, tapi mengapa kita mesti masih ragu-ragu menerimanya ? Bukankah menolak satu ayat Quran berarti menolaknya secara utuh ?
Dan surah 43; 61-63 tersebut begitu jelas tanpa keraguan dan bahkan begitu sangat terperinci sebagai jawaban atas doa permohonan kita dalam Al fatihah bahwa Almasih Isa ternyata adalah Sang Sirathal Mustaqiim yang selama 1400 tahun ini dengan susah payah kita cari!!!  Apa yang harus kita tunggu lagi??
Namun saya cukup bisa memahami bila rata-rata bahkan nyaris semua kita yang muslim pada awalnya hatinya tertutup rapat mirip saya dahulu(persis yang umumnya diajarkan para ulama kita), bahwa kita tidak pernah mempercayai jawaban atas do’a kita ini walaupun berasal dari Alloh dan bahkan sudah dicatat di dalam Alquran. Kita bahkan selama 1400 tahun ini malahan masih terus saja jungkir balik untuk mencari alasan pembenaran supaya mengabaikan dan tidak mempercayai ayat tersebut diatas dan(para ulama) dengan sengaja tidak pernah mengajarkan kebenaran ini kepada umat.
Diantara alasan tersebut yang memang harus saya akui adalah karena memang sudah begitu lekatnya ajaran bahwa Injil yang digunakan Kristiani palsu karena tidak sesuai Quran kita, tapi bukankah dalam surah 43;61-63  tersebut sama sekali tidak menyebut Injil, tapi hanya Almasih Isa ?.
[[(..Anehnya, (para ulama dan sarjana kita (muslim) biasanya diam seribu bahasa) diketika diperhadapkan pada kenyataan bahwa yang dimaksud Injil Islami Barnabas (yang pada awal 2012 silam menghebohkan dunia karena salah satu copy manuskripnya ditemukan dan dirilis di Turki) yang kita sanjung dan kita percaya sebagai yang asli karena isinya bersesuaian dengan Alquran dan bahkan selalu kita gunakan untuk menghantam iman Kristiani, namun dalam kenyataannya, setelah dibaca dengan benar dan diperhatikan dengan seksama maka banyak sekali tulisan yang janggal sehingga isinya memang(sudah seharusnya) tidak dapat diterima siapapun termasuk kita muslim yang awam sekalipun!!.
Contoh paling sederhana ; ( pasal 20 ; alinea 1-2;…, “Al-Masih Isa pergi ke laut Galilea, dan naik ke dalam sebuah perahu berlayar ke kotanya Nazareth, dalam pada itu terjadi suatu topan di laut, sampai akhirnya perahu itu hampir tenggelam”). Sejak kapan Nazareth berada di pantai? Lihatlah, buktikan sendiri melalui  peta geografi, bukankah Nazareth terletak di atas bukit di Galilea dan bukan sebuah kota di pesisir pantai ?
Tidak seperti dalam Alquran dan Injil palsu Barnabas, semua peristiwa/kejadian yang tercatat di keempat Injil Kristiani selalu sesuai dan sama dengan fakta sejarah yang ada, contoh perbedaannya seperti yang tercatat dalam pasal ketiga dari Injil Barnabas yang palsu ini, ada tertulis, (pasal 3; alinea 2; “….ketika Al-Masih lahir, Pilatus adalah Gubernur, sedangkan jabatan kepala agama dipegang oleh Annanias dan Caiphas”).

Bila saja yang menulis memang Barnabas(murid Yesus), maka ia akan tahu dengan baik bahwa Pilatus menjadi Gubernur dari tahun 26 sampai 36 Masehi. Sedangkan Annanias menjabat sebagai kepala agama pada tahun 6 Masehi dan Caiphas dari tahun 8-36 Masehi.

Jadi, dapatlah dipahami bila umat Kristiani tidak pernah mau menggubris Injil palsu Barnabas ini karena memang palsu…)]]. (tentang Injil palsu Barnabas ini akan dibahas dalam artikel lain)

Percayalah, waktunya pasti sudah dekat!! Almasih Isa pasti segera datang untuk mengangkat kita yang mau mengakuinya sebagai Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus menuju Alloh(diketika Rapture_ menurut iman Kristiani,_ yaitu sebuah peristiwa menjelang kiamat dimana Almasih Isa datang penuh kemuliaan bersama awan dan membangkitkan/mengangkat orang mati yang percaya kepadaNya serta orang yang masih hidup yang percaya kepadaNya untuk diangkat bersama-sama dengan Dia kerumah Bapa di Sorga, sebelum dunia memasuki era penyiksaan panjang menjelang kiamat), bahkan ini berlaku universal tanpa kecuali, bahkan ini juga berlaku bagi setiap pendosa yang akhirnya percaya ayat suci diatas. Dan pada saat itulah Almasih Isa akan menunjukkan Kebenaran dan KemuliaanNya yang sudah sejak awal dijanjikan kepada para pendosa yang mau diselamatkanNya...

Jadi, marilah kita terima ayat suci tersebut, kita terima dan mengikuti Almasih Isa karena Dia merupakan jawaban pasti pada hari kiamat, Dia-lah Jalan Lurus/Sirathal Mustaqiim yang selama ini kita cari, dan Dia bahkan telah menawarkan diri dan mengajak kita mengikuti-Nya semenjak 1400 tahun yang lalu diketika Alquran kita mulai ditulis…..
Penegasan ayat-ayat diatas bahkan sudah disabdakan sendiri oleh Almasih Isa semenjak 2000 tahun yang lalu, “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa(Allah) kalau tidak melalui Aku!”,(Injil Yohanes 14;6).

Lantas perhatikanlah bahwa kematian Almasih Isa dan kenaikan_Nya ke sorga ternyata untuk mempersiapkan “rumah” bagi orang yang percaya kepada_Nya, seperti kutipan di bawah ini, Janganlah gelisah hatimu ; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu(Almasih Isa). Dirumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku kesitu untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi kesitu dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ketempatKu, supaya ditempat Aku berada, kamupun berada. Dan kemana kamu pergi, kamu tahu jalan kesitu”, (Injil Yohanes 14 ; 1-4). Perhatikanlah ayat terakhir(ke 4) tersebut, “…dan kemana kamu pergi, kamu tahu jalan kesitu”, sungguh bersesuaian dengan surah As syukruf (43);61-63.  

Sehingga dengan demikian, siapapun yang tidak melalui Almasih Isa/Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Kebenaran/Jalan Lurus, dipastikan tidak mengetahui “jalan kesitu/sorga”.

Lihatlah, bila kita percaya, kita akan mendapat kepastian sehingga tidak perlu lagi berucap innaa lil laa hi wa innaa illaihi roji’uun……(berasal dari Alloh kembali ke Alloh)”, bahkan kita malah mendapatkan bonus yang luar biasa ini, “Sekiranya kamu mengenal Aku(Almasih Isa/Sang Sirathal Mustaqiim), pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”,(Injil Yohanes 14;7).

[artikel ini dibuat bukan untuk bahan olok-olok, tapi agar dapat menjaring sebanyak mungkin umat untuk berbalik ke dalam kebenaran hakiki agar dapat diselamatkan dari siksaan kekal di neraka (QS19;71), semua komentar sebaiknya disampaikan secara sopan dan bahasa yang baik, tanpa caci maki, terimakasih_ki sapu djagat].