[salah satu nabi palsu yang ditangkap dan diadili oleh pemerintah Indon]
Seperti dikisahkan, seorang raja penguasa Babylonia bermimpi, dan karena ingin tahu arti mimpinya itu, Raja memanggil para cendekiawan istana (orang berilmu, ahli jampi, ahli sihir dan para kasdim). Raja itu begitu cerdik sehingga dia menanyakan “arti mimpinya terlebih dahulu tanpa menceritakan mimpinya”. Dengan demikian maka tentu saja mimpi raja tidak bisa diartikan siapapun. Raja berpikir jika apa yang diimpikannya saja tidak bisa diceritakan, bagaimana mungkin para penafsir mimpi bisa meng-klaim bahwa mereka mampu menafsirkan arti mimpinya.
Singkat cerita, rajapun begitu marah sehingga para cendekiawan itu akan dipenggal kepalanya dan rumah mereka pun akan dihancurkan. Para cendekiawan istana begitu panik karena bagaimanapun mereka tidak bisa mengartikan mimpi karena mimpinya saja tidak diceritakan oleh raja. Tetapi pada masa itu hidup nabi Daniel yang sanggup menceritakan apa mimpi raja sekaligus artinya. Tentunya bukan Danielnya yang hebat, tetapi karena Tuhan memberitahu Daniel tentang mimpi raja beserta artinya. Karena kemampuan Daniel dalam mengungkap misteri tersebut, orang Yahudi menjadi percaya bahwa Daniel adalah seorang nabi. Kisah diatas adalah tentang raja Nebukadnezar dari Babylonia yang tercatat dengan baik dalam Alkitab.
[Bila Tuhan memilih seseorang menjadi nabi tentunya mirip mengirim domba ke tengah kawanan serigala, sehingga nabi tersebut sudah pasti dibekali segala hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain yang umum disebut sebagai mujizat yang diantaranya adalah yang dimiliki oleh nabi Daniel yang bisa mengetahui segala hal yang menjadi misteri. Seorang nabi akan bertanya langsung kepada Tuhan untuk menghadapi segala rintangan yang tidak kuasa dihadapinya, dan nabi Daniel telah mendapatkan jawaban dari Tuhan untuk memecahkan misteri raja Babylonia tersebut. Akan tetapi jika yang diajukan sebagai pertanyaan adalah “suatu misteri yang hanya merupakan sebuah legenda/cerita dongeng”, maka Tuhan pasti juga akan memberitahu nabi utusan-Nya tersebut bahwa itu hanyalah dongeng/legenda saja, bukan malah meminta nabi-Nya agar berusaha menjawab seolah-olah seperti sesuatu yang nyata, bila terjadi demikian, maka sudah pasti itu hanyalah “orang yang ingin gagah-gagahan dan mengaku nabi” alias bukan nabi beneran sehingga sangat layak disebut sebagai nabi palsu].
Kisah terbongkarnya kedok kenabian palsu Muhamad ini muncul sebagai akibat dari pertanyaan yang diajukan oleh kaum Quraisy yang memang sangat ingin menguji kenabian Muhammad.
Seperti dikisahkan, petinggi kaum Quraisy mengutus Uqbah bin abi Muait dan Nadr bin al-Harits untuk menjumpai seorang Rabbi Yahudi yang mempertanyakan keabsahan kenabian Muhamad, kemudian Rabbi tersebut menyarankan untuk mengajukan tiga pertanyaan kepada Muhammad.
[Sumber : Sirah Ibnu Ishaq – Kitab Sejarah Nabi Tertua Muhammad bin Yasar bin Ishaq. (Muhamadiyah University Press, 2003, jilid 1, hal. 201-202)]
Ketika Nadr mengatakan hal tersebut kepada mereka, mereka mengirim dia dan Uqbah bin Abu Muait kepada Rabbi Yahudi di Medinah. Sang Rabbi berkata, “Ajukanlah pertanyaan kepadanya tentang tiga hal yang akan kami jelaskan kepada kalian, jika dia memberikan jawaban yang benar, maka dia memang seorang nabi, tetapi jika dia tidak dapat menjawabnya dengan benar, maka dia adalah seorang penipu!!”.
PERTANYAAN PERTAMA ;Tanyakan kepadanya tentang ANAK-ANAK MUDA YANG MENGHILANG dimasa lalu (maksudnya tentang legenda/dongeng The Seven Sleepers of Effesus yang justru dimuat dalam Quran).
PERTANYAAN KEDUA ;Tanyakanlah kepadanya tentang LAKI-LAKI PENGEMBARA AGUNG yang telah mencapai negeri timur dan negeri barat (maksudnya tentang Alexander the Great).
PERTANYAAN KE TIGA ;
Tanyakanlah kepadanya tentang ROH.
Tanyakanlah kepadanya tentang ROH.
Kemudian Rabbi Yahudi tersebut menyatakan, “Jika Muhammad mampu menjawab dengan benar, maka ikutlah dia karena dia adalah seorang nabi. Jika tidak dapat, maka dia adalah seorang penipu, maka perlakukanlah dia seperti apa yang kalian kehendaki”.
Ketiga pertanyaan kemudian disampaikan kepada Muhammad oleh Nadr dan Uqbah, dan Muhammad menjawab, “Aku akan memberikan jawabannya besok” (hal.202).
Ternyata Muhammad tidak dapat menjawab sesuai waktu yang dijanjikannya sendiri dan baru dapat menjawab setelah lebih dari 15 hari, dan itupun salah karena Muhamad tidak tahu dan tidak menyadari kalau diantara pertanyaan tersebut ada sebuah kisah legenda/dongeng belaka, dan Muhamad justru menganggap serius bahwa legenda/dongeng tersebut dianggap sebagai kisah asli....
JAWABAN MUHAMMAD ADALAH:
Tentang orang muda yang menghilang dimasa lalu terjawab dengan sura Al-Kahfi yang menceritakan beberapa pemuda tertidur selama ratusan tahun (QS 18 : 9–26)
Tentang pengembara agung terjawab dengan ayat-ayat tentang Zulkarnain yang mencapai tempat matahari terbenam di lumpur hitam (QS 18 : 83–101).
Sementara tentang roh, Muhammad bertekuk lutut karena tidak dapat menjawab dan ia mengaku hanya mendapatkan wahyu bahwa roh adalah diluar jangkauan pikiran manusia. QS 17:85 – Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”(Muhammad menghindar dari pertanyaan yang dia tidak bisa jawab).
Satu hal yang tidak disadari oleh Muhammad adalah bahwa Rabbi Yahudi tersebut telah MENJEBAK Muhammad dengan tiga pertanyaan. Dari tiga pertanyaan, dua pertanyaan pertama yaitu tentang pemuda yang tertidur di gua dan Zulkarnain adalah pertanyaan jebakan karena kisah tersebut jelas merupakan legenda yang tidak ada nilai teologisnya sama sekali. (Dan dengan cara khas yang menunjukkan kebodohnya, Muhammad justru telah terjebak dalam perangkap pertanyaan Rabbi Yahudi tersebut, yang mana dari pertanyaan-pertanyaan jebakan tersebut justru malah membuat terbongkarnya kedok kenabian muhammad yang ternyata adalah PALSU!)
Kisah pengembara yang mencapai tempat matahari adalah legenda tentang kaisar kafir yang oleh Muhamad diasosiasikan sebagai Zulkarnain/Alexander the Great, Muhamad tidak tahu sama sekali bahwa Alexander the Great ia tidak pernah benar-benar menguasai seluruh dunia seperti jawaban Muhamad yang tertulis di Quran. Sedangkan cerita tentang pemuda yang tertidur adalah legenda The Seven Sleepers of Efessus yang diterjemahkan dalam bahasa Syria oleh James dari Sarug pada 521M).
Lucunya untuk 2 pertanyaan jebakan ini saja Muhammad justru menjawabnya dan bahkan masuk sebagai bagian ayat suci Al-Qur’an.
Indikasi bahwa Muhammad terjebak pertanyaan Rabbi Yahudi adalah jelas dari reaksi kaum Quraisy Mekah. Rabi Yahudi sudah menyatakan “Jika mampu menjawab dengan benar maka ikutlah dia karena dia adalah seorang nabi. Jika tidak dapat, maka dia adalah seorang penipu, maka perlakukanlah dia seperti apa yang kalian kehendaki”.
Kenyataan bahwa kaum Quraisy Mekah tetap tidak mau mengikuti Muhammad sehingga akhirnya harus ditundukkan dengan kekuatan bersenjata sehingga menjelaskan dengan terang bahwa: Jawaban Muhammad salah total.
Jika memang Muhammad mendapat wahyu ilahi, dia seharusnya dapat menyatakan bahwa kisah The Seven Sleepers dan kultus Zulkarnain hanyalah sekedar legenda/dongeng belaka, bukannya malah menganggap itu adalah realitas sejarah. Dan akibatnya nasib Uqbah yang mengajukan pertanyaan menjadi jelas, yaitu harus dihukum mati dengan cara dipancung saat tertawan dikemudian hari.... dan Muhamad tetap ngotot bahwa dirinya adalah nabi Tuhan karena ia memiliki “tanda-tanda fisik” sebagai nabi, diantara tanda-tanda fisik tersebut adalah sebuah “tompel” di punggungnya.
Saya hanya bisa geleng-geleng kepala karena patut diajukan satu pertanyaan nakal yaitu, “ apakah semua nabi memiliki tompel yang sama seperti milik Muhamad??” Bila memang begitu syaratnya, kenapa nabi-nabi terdahulu tidak pernah mencatatkan dalam kitab sucinya..??
Sadarlah, kawan...