Showing posts with label bouraq. Show all posts
Showing posts with label bouraq. Show all posts

Sunday, March 10, 2013

BERCEBOK MINTURUT SYARIAH_untuk direnungkan kembali



Minturut apa yang diajarkan para mubaligh dan ulama kita, Islam adalah agama yang aturan dan hukum-hukumnya dapat diterapkan secara universal dan aturan berdasar syariah selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. Benarkah?? Nabi besar kita juga terkenal teliti dalam membuat aturan dalam kehidupan sehari-hari dari hal-hal kecil hingga hal-hal besar. Semua yang diajarkan nabi besar kita termaktub dalam aturan hukum syariah. Hukum syariah adalah hukum atau aturan yang mesti kita jalankan sebagai umat muslim. Tak pelak, dibeberapa tempat memang ada penolakan dari pihak lain karena aturan ini dianggap ketinggalan zaman. Namun sebagaimana ajaran nabi, maka sebisa mungkin umat muslim mesti menjalankan aturan syariah ini. Dimasa lalu ketika nabi eksis, setiap pelanggaran akan terima konsekuensi. Namun saat ini kita mesti berfikir positif atas penolakan akan pemberlakuan hukum tersebut. 

Masih ingatkah anda beberapa tahun yang lalu ketika di kota Tangerang-Banten diujicoba penerapan perda yang bersandarkan pada hukum syariah yang ternyata gagal diterapkan karena justru menjadi bahan olok-olok yang malah begitu merugikan umat islam sendiri. Penulis mencatat, dimana saat itu ada sebuah kasus dimana seorang ibu rumah tangga tertangkap basah karena masih berada di jalanan setelah melewati jam malem yang ditetapkan, dimana hal ini merupakan pelanggaran terhadap perda syariah saat itu. Si ibu tersebut langsung dijebloskan ke dalam penjara karena dituduh sebagai pelacur. Tapi ternyata si Ibu tersebut ketika itu adalah warga baik-baik seperti umumnya orang masa kini yang bekerja dan bisa saja dapet kerja lembur dan saat itu berada dalam perjalanan pulang dari kantor... Si ibu tersebut sudah terlanjur dicap sebagai pelacur dan sudah dilecehkan masuk kedalam penjara....itulah hasilnya dari pemberlakuan hukum yang bersandarkan pada syariah. Namun karena sudah tidak cocok dan ketinggalan zaman akhirnya perda syariah di kota Tangerang-Banten tersebut dicabut dan tidak berlaku lagi... sebuah pelajaran sangat berharga....
Cobalah bayangkan, bila hukum atau aturan berdasar syariah diterapkan dengan pemaksaan, maka akan timbul ketidaknyamanan atau bahkan perang tanpa berkesudahan hanya untuk membela hal yang begitu konyol tak berarti...
Anda marah atas pernyataan saya...?  Mari baca bersama-sama artikel ini dengan hati putih sehingga kita akhirnya bisa merenungkan diri dan mendapat  jawaban atas pertanyaan, “ mengapa begitu banyak orang diberbagai belahan dunia menolak tegas hukum/aturan berdasarkan syariah?”.
[pemandangan ini akan menjadi kebiasaan sehari-hari bila hukum syariah diberlakukan di Indon]

Lihatlah dan bacalah dengan teliti salah satu aturan yang bersandarkan pada syariah ini dan betapa repot dan tidak praktis serta begitu ketinggalan zaman aturan yang telah ditetapkan nabi besar kita ini, bahkan mungkin diterapkan di hutan belantarapun juga sulit.
Seperti diriwayatkan Salman al Farisi r.a., perihal ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah saw,“(Benarkan) Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab buang air?” Lalu Salman menjawab, “Benar (beliau mengajarkan kami adab buang hajat), beliau melarang kami menghadap kiblat ketika buang air besar atau buang air kecil, bercebok dengan tangan kanan, dan beristinja’ kurang dari tiga buah batu.” (HR. Muslim)
“Jika salah seorang kamu mendatangi tempat buang hajat,maka hendaklah ia bercebok dengan tiga buah batu. Sesungguhnya itu sudah cukup baginya”,(HR. Abu Dawud, al-Nasai, dan Ahmad dari Aisyah RA, oleh Al-Albani dalam al-Irwa’ no. 44).
Akan tetapi, sebagaimana hukum dan aturan syariah yang lain yang bahkan bila perlu harus dibela dengan nyawa sekalipun, maka apa yang nabi tetapkan dan kerjakan serta ajarkan kepada semua pengikutnya tentang adab buang hajat harus diikuti semua umat muslim diseluruh dunia tanpa kecuali!!
[bisnis penjualan wc modern akan gulung tikar bila hukum syariah diberlakukan]
Marilah lanjutkan baca artikel ini ; 1) “Hendaklah ia (para pengikut nabi) bercebok dengan tiga buah batu  2) Jumlah batu buat cebok tidak boleh kurang dari tiga. 3) Tapi jumlah batu bisa lebih dari tiga batu, asal jumlahnya jangan genap melainkan ganjil”,(Bukhari 4. No.162). 4) Berak tidak boleh menghadap kiblat. 5) Tidak boleh bercebok dengan tangan kanan, melainkan harus dengan tangan kiri (poor left hand).6)Batu bekas cebok tidak boleh tercampur dengan tulang atau kotoran binatang yang sudah mengeras, karena  minturut nabi besar kita itu adalah makanan Jin (Bukhari 58, no.200).
[beginilah hukum syariah bercebok zaman nabi dulu bercebok dengan batu kerikil yang akan sulit diterapkan dizaman modern ini] 

Kalau boleh berpikir secara bebas dengan melepas kacamata kuda/aturan syariah, maka kita dapat mengurai masalah berdasar logika, dan kita tidak lagi diperlakukan sebagai binatang kuda sehingga pada akhirnya kita dapat mengambil sebuah kesimpulan yang mengerucut bahwa, ”ternyata aturan/hukum syariah memang tidak bisa diterapkan di jaman modern macem sekarang ini sekalipun point paling sederhanapun macem hukum syariah tentang bercebok ini karena memang sudah ketinggalan zaman”.

Mari berpikir logis, bila saja aturan hukum syariah tentang bercebok yang termasuk sederhana ini diterapkan, maka ;  tidak ada yang bisa berak di pesawat, bus, kereta api, kapal laut dan lainnya; dimana-mana akan ada tumpukan batu kerikil karena tidak seperti zaman nabi yang masih doyan makan batu kerikil, Jin zaman sekarang sudah tidak mau makan batu kerikil lagi; kesekolah, kuliah, kerja dan bepergian akan dibebani batu kerikil berpuluh-puluh kilo;  orang kidal akan kena hukum cambuk dan seterusnya...
Lantas apa kebaikan hukum syariah secara umum bila hukum tentang cebok ini saja akan bikin masalah bagi umat manusia bila diberlakukan? Dari sisi ini saja sudah begitu jelas bahwa Hukum Syariah justru akan bikin masalah besar dikemudian hari bila tetap nekat diberlakukan karena memang sudah amat sangat ketinggalan zaman...

Sekedar kilas balik, lihatlah Afghanistan, Pakistan, Iran, Somalia dan negara lain yang menerapkan Hukum Syariah secara lurus yang justru tenggelam kedalam jurang gelap peradaban zaman.... berita yang muncul di media hanyalah perkosaan, perampokan, pembunuhan, begal, penculikan untuk mendapat tebusan dan hukuman gantung yang dilakukan secara vulgar di pasar-pasar dan lokasi keramaian lainnya... apakah ini semua berita baik?? Atau pernahkah kalian mengikuti berita dari Aceh yang telah memberlakukan hukum syariah...berita apa yang anda dengar dari sana....??

[artikel ini bukan untuk bahan olok-olok, tapi dengan maksud untuk menyadarkan umat agar segera terbangun dan menyadari keyakinan yang selama ini ternyata keliru dan sudah usang alias sudah ketinggalan zaman. Semua komentar sebaiknya dengan bahasa yang baik tanpa caci maki, komentar yang penuh caci maki akan langsung dihapus, terimakasih_ki sapu djagat]

Tuesday, February 26, 2013

APA ATAU SIAPAKAH SEBENARNYA JALAN LURUS/SIRATHAL MUSTAQIIM??



”...tunjukkanlah kepada kami jalan yang lurus/…ihdinash sirathal mustaqiim”. Kita sebagai muslim(seperti yang umumnya diajarkan para ulama secara turun temurun) sudah terlanjur memahami, diajarkan dan kita juga telah ikutan mengajarkan dengan mantap pula bahwa “Jalan Lurus/sirathal mustaqiim” adalah sebagai suatu perilaku yang lurus tidak bengkok sesuai perintah dan larangan Alloh sesuai syariah. Ada lagi ulama yang setuju dan menyatakan bahwa, sirathal mustaqiim adalah sebuah jembatan yang besarnya tidak lebih dari sehelai rambut yang menghubungkan umat muslim menuju sorga yang dibawahnya berupa jurang neraka yang berisi api menyala dan pedang berkelebatan. Lantas, muslim manakah yang dapat menyeberanginya?? Marilah berpikir menggunakan logika, karena sangat mungkin hal ini yang melatar belakangi turunnya surah 19;71(..dan tidak seorangpun diantaramu kecuali menuju neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu merupakan kemestian yang sudah ditetapkan!!". Hal inilah yang membuat seluruh muslim diwajibkan mendoakan Sang Rasul, juga seluruh umat muslim lain, dengan harapan dapat menyeberangi "jembatan maut" yang dimaksud diatas. Inilah yang menyebabkan kita diwajibkan berperilaku dan berbuat amal soleh sebanyak-banyaknya sesuai syariah agar dapat diselamatkan ketika meniti "jembatan maut" kelak. Namun mampukah kita menimbang lebih banyak mana amal baik kita dibanding sisi jahat kita?? 

Namun ternyata, semua pengertian yang diajarkan para ulama diatas salah, karena bacaan tersebut diatas(Al fatihah) adalah sebuah doa permohonan agar kita diberi petunjuk.  Jadi, pengertian tersebut diatas (melakukan perintah dan menjauhi larangan Alloh sesuai syariah seperti yang diajarkan para ulama) ternyata sama sekali bukan merupakan jawaban atas doa permohonan kita dalam Al fatihah tersebut!!

Kita memang sudah setuju bahwa doa permohonan Al-fatihah sebagai mukadimah Alquran ini memang sangat berkaitan dengan masa depan kita setelah meninggal kelak, namun, kita muslim seperti yang saya kemukakan diatas, rata-rata umumnya memang telah keliru memahami apa itu sebenarnya "Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus" sehingga kita belum tahu “harus lewat jalan mana untuk dapat mencapai Sang Pencipta setelah kita mati”. Sehingga, hal ini dipertegas lagi bilamana ada sesama kita ada yang meninggal kita selalu berucap penuh harap, “innaa lil laa hi wa innaa illaihi roji’uun……(semoga yang berasal dari Alloh kembali ke Alloh”, atau ringkasnya; semoga dapat menemui Alloh/Sang Pencipta).

Akan tetapi pernahkah terpikir oleh kita bahwa untuk menemui Sang Pencipta ternyata tidaklah dapat sembarangan karena hanya dapat melalui Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus saja, persis seperti yang kita minta dalam doa Al fatihah tersebut!! Dan apakah si mati tersebut diketika hidupnya sudah mendapat jawaban dari Alloh untuk mendapatkan Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus sesuai permohonan dalam doanya?

Apakah atau Siapakah sebenarnya Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus ini??  

Bagi kita yang muslim sebenarnya kita sudah mendapatkan jawaban pasti atas doa tersebut, namun ternyata kita(sesuai ajaran para ulama)malah selalu berkutat untuk berperilaku sesuai syariah dan menumpuk amal namun tidak mengindahkan jawaban atas doa permohonan kita yang bahkan telah tercatat terdapat dalam Alquran namun anehnya kita malahan diajarkan untuk terus saja memohon supaya diberikan Jalan Lurus semenjak 1400 tahun yang lalu hingga sekarang dan entah sampai kapan lagi…tanpa kenal lelah walaupun doa kita sudah dijawab !! Ya, sekali lagi saya tegaskan disini bahwa doa kita sudah dijawab !! Tidak percaya??




Mari kita bersama-sama membuka Quran kita pada Surah 43(AS Syukruf), dan mari membaca bersama dan merenungkannya kembali dengan hati putih tanpa prasangka macem-macem pada ayat 61-63.  Inti dari ayat tersebut adalah ; “Akulah(Almasih Isa) alamat pasti pada hari kiamat, Akulah(Almasih Isa) Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus dan ikutlah Aku(Almasih Isa)”.
Lantas, mari bandingkan dengan ayat yang begitu terang yang diperuntukkan bagi kita yang muslim agar mengikuti petunjuk para pengikut Almasih Isa ini ;
“Mereka(pengikut Almasih Isa) telah menerima bimbingan Allah menuju jalan lurus. Ikutilah petunjuk mereka..!!”. (Surah 6:90).
Dan Alloh juga bahkan memberikan perintah tegas dengan terang trowoco yang dicatat Alquran yang menyatakan dengan tegas ; “Tanyakan Ahlul Kitab, jika kau tidak percaya ini”. (Surah 21:7 & surah 16:44).
Namun saya pribadi begitu amat sangat dapat memahami apabila pada awalnya rata-rata dari kita yang muslim memang(sesuai ajaran para ulama kita) selalu ambigu dan tidak senang bahkan cenderung(untuk)tidak menggubris bahkan marah apabila ditunjukkan ada ayat dalam Alquran ada menyangkut nama Almasih Isa yang dianggap tidak sejalan dengan arus utama(tafsiran ulama). Alasan mereka(para ulama) cukup banyak dan memang seolah masuk akal, diantaranya, karena; bagaimana mungkin muslim akan menggubris perintah untuk menjadi Pengikut Almasih Isa sekalipun itu tertulis di dalam Quran? Dan; bagaimana mungkin muslim harus mengikuti “petunjuk” para pengikut Almasih Isa yang sudah terlanjur kita anggap sesat?
Akan tetapi, sekali lagi, bukankah Alquran seperti yang kita pahami adalah mujizat sang Rasul sebagai wahyu Alloh yang merupakan ; “kitab yang begitu jelas”,(Surah 5:15), “begitu mudah dipahami”,(Surah 44:58 , 54:22 , 54:32, 54:40), “sudah dijelaskan secara terperinci” (Surah 6:114), “dipaparkan dengan begitu  jelas”,(Surah 5:16, 10:15), dan “bahkan tidak ada keraguan di dalamnya”,(Surah 2:1). Sehingga dengan demikian membaca Alquran tidak perlu tafsiran yang kadang penuh kepentingan politis atau apapun yang justru menodai arti hakiki dari ayat yang bersangkutan.
Lantas, apakah surah 43;61-63, surah 19;71, surah 6:90, surah 21:7, serta surah 16:44, tersebut diatas tidak jelas, tidak terang, dan tidak dipaparkan dengan terperinci sehingga kita muslim ragu-ragu dan bahkan kita mesti mencari(minta petunjuk ulama) yang malah bikin bingung sebagai alasan untuk menolaknya?? Bila demikian, bukankah kita telah mengingkari ayat-ayat suci ini ?? Padahal posisi Alquran mestinya berada diatas para ulama, bukan dibawahnya! Atau, apakah Alloh yang kita sembah yang menyandang gelar Sang Penipu Ulung/Khairul Makheerin seperti yang tercatat dalam Surah 8;30, telah benar-benar sedang menipu daya kita selama 1400 tahun ini hingga akhir zaman tanpa ketahuan??
Tetapi, bukankah penulis Quran menginginkan agar Alquran dibaca dan mudah dipahami tanpa embel-embel macem apapun, sehingga konsekuensinya, segala bentuk penafsiran apapun mengenai Quran yang tidak konsisten dan tidak sesuai dengan maknanya sudah semestinya kita tolak?.
Bila Alquran adalah wahyu yang jelas dan terang sehingga mudah dimengerti oleh pembacanya serta tidak ada keraguan atasnya dan mudah pula dipahami, sehingga tidak perlu penafsiran yang macem-macem lagi, tapi mengapa kita mesti masih ragu-ragu menerimanya ? Bukankah menolak satu ayat Quran berarti menolaknya secara utuh ?
Dan surah 43; 61-63 tersebut begitu jelas tanpa keraguan dan bahkan begitu sangat terperinci sebagai jawaban atas doa permohonan kita dalam Al fatihah bahwa Almasih Isa ternyata adalah Sang Sirathal Mustaqiim yang selama 1400 tahun ini dengan susah payah kita cari!!!  Apa yang harus kita tunggu lagi??
Namun saya cukup bisa memahami bila rata-rata bahkan nyaris semua kita yang muslim pada awalnya hatinya tertutup rapat mirip saya dahulu(persis yang umumnya diajarkan para ulama kita), bahwa kita tidak pernah mempercayai jawaban atas do’a kita ini walaupun berasal dari Alloh dan bahkan sudah dicatat di dalam Alquran. Kita bahkan selama 1400 tahun ini malahan masih terus saja jungkir balik untuk mencari alasan pembenaran supaya mengabaikan dan tidak mempercayai ayat tersebut diatas dan(para ulama) dengan sengaja tidak pernah mengajarkan kebenaran ini kepada umat.
Diantara alasan tersebut yang memang harus saya akui adalah karena memang sudah begitu lekatnya ajaran bahwa Injil yang digunakan Kristiani palsu karena tidak sesuai Quran kita, tapi bukankah dalam surah 43;61-63  tersebut sama sekali tidak menyebut Injil, tapi hanya Almasih Isa ?.
[[(..Anehnya, (para ulama dan sarjana kita (muslim) biasanya diam seribu bahasa) diketika diperhadapkan pada kenyataan bahwa yang dimaksud Injil Islami Barnabas (yang pada awal 2012 silam menghebohkan dunia karena salah satu copy manuskripnya ditemukan dan dirilis di Turki) yang kita sanjung dan kita percaya sebagai yang asli karena isinya bersesuaian dengan Alquran dan bahkan selalu kita gunakan untuk menghantam iman Kristiani, namun dalam kenyataannya, setelah dibaca dengan benar dan diperhatikan dengan seksama maka banyak sekali tulisan yang janggal sehingga isinya memang(sudah seharusnya) tidak dapat diterima siapapun termasuk kita muslim yang awam sekalipun!!.
Contoh paling sederhana ; ( pasal 20 ; alinea 1-2;…, “Al-Masih Isa pergi ke laut Galilea, dan naik ke dalam sebuah perahu berlayar ke kotanya Nazareth, dalam pada itu terjadi suatu topan di laut, sampai akhirnya perahu itu hampir tenggelam”). Sejak kapan Nazareth berada di pantai? Lihatlah, buktikan sendiri melalui  peta geografi, bukankah Nazareth terletak di atas bukit di Galilea dan bukan sebuah kota di pesisir pantai ?
Tidak seperti dalam Alquran dan Injil palsu Barnabas, semua peristiwa/kejadian yang tercatat di keempat Injil Kristiani selalu sesuai dan sama dengan fakta sejarah yang ada, contoh perbedaannya seperti yang tercatat dalam pasal ketiga dari Injil Barnabas yang palsu ini, ada tertulis, (pasal 3; alinea 2; “….ketika Al-Masih lahir, Pilatus adalah Gubernur, sedangkan jabatan kepala agama dipegang oleh Annanias dan Caiphas”).

Bila saja yang menulis memang Barnabas(murid Yesus), maka ia akan tahu dengan baik bahwa Pilatus menjadi Gubernur dari tahun 26 sampai 36 Masehi. Sedangkan Annanias menjabat sebagai kepala agama pada tahun 6 Masehi dan Caiphas dari tahun 8-36 Masehi.

Jadi, dapatlah dipahami bila umat Kristiani tidak pernah mau menggubris Injil palsu Barnabas ini karena memang palsu…)]]. (tentang Injil palsu Barnabas ini akan dibahas dalam artikel lain)

Percayalah, waktunya pasti sudah dekat!! Almasih Isa pasti segera datang untuk mengangkat kita yang mau mengakuinya sebagai Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Lurus menuju Alloh(diketika Rapture_ menurut iman Kristiani,_ yaitu sebuah peristiwa menjelang kiamat dimana Almasih Isa datang penuh kemuliaan bersama awan dan membangkitkan/mengangkat orang mati yang percaya kepadaNya serta orang yang masih hidup yang percaya kepadaNya untuk diangkat bersama-sama dengan Dia kerumah Bapa di Sorga, sebelum dunia memasuki era penyiksaan panjang menjelang kiamat), bahkan ini berlaku universal tanpa kecuali, bahkan ini juga berlaku bagi setiap pendosa yang akhirnya percaya ayat suci diatas. Dan pada saat itulah Almasih Isa akan menunjukkan Kebenaran dan KemuliaanNya yang sudah sejak awal dijanjikan kepada para pendosa yang mau diselamatkanNya...

Jadi, marilah kita terima ayat suci tersebut, kita terima dan mengikuti Almasih Isa karena Dia merupakan jawaban pasti pada hari kiamat, Dia-lah Jalan Lurus/Sirathal Mustaqiim yang selama ini kita cari, dan Dia bahkan telah menawarkan diri dan mengajak kita mengikuti-Nya semenjak 1400 tahun yang lalu diketika Alquran kita mulai ditulis…..
Penegasan ayat-ayat diatas bahkan sudah disabdakan sendiri oleh Almasih Isa semenjak 2000 tahun yang lalu, “Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa(Allah) kalau tidak melalui Aku!”,(Injil Yohanes 14;6).

Lantas perhatikanlah bahwa kematian Almasih Isa dan kenaikan_Nya ke sorga ternyata untuk mempersiapkan “rumah” bagi orang yang percaya kepada_Nya, seperti kutipan di bawah ini, Janganlah gelisah hatimu ; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu(Almasih Isa). Dirumah BapaKu banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku kesitu untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi kesitu dan menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ketempatKu, supaya ditempat Aku berada, kamupun berada. Dan kemana kamu pergi, kamu tahu jalan kesitu”, (Injil Yohanes 14 ; 1-4). Perhatikanlah ayat terakhir(ke 4) tersebut, “…dan kemana kamu pergi, kamu tahu jalan kesitu”, sungguh bersesuaian dengan surah As syukruf (43);61-63.  

Sehingga dengan demikian, siapapun yang tidak melalui Almasih Isa/Sang Sirathal Mustaqiim/Jalan Kebenaran/Jalan Lurus, dipastikan tidak mengetahui “jalan kesitu/sorga”.

Lihatlah, bila kita percaya, kita akan mendapat kepastian sehingga tidak perlu lagi berucap innaa lil laa hi wa innaa illaihi roji’uun……(berasal dari Alloh kembali ke Alloh)”, bahkan kita malah mendapatkan bonus yang luar biasa ini, “Sekiranya kamu mengenal Aku(Almasih Isa/Sang Sirathal Mustaqiim), pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia”,(Injil Yohanes 14;7).

[artikel ini dibuat bukan untuk bahan olok-olok, tapi agar dapat menjaring sebanyak mungkin umat untuk berbalik ke dalam kebenaran hakiki agar dapat diselamatkan dari siksaan kekal di neraka (QS19;71), semua komentar sebaiknya disampaikan secara sopan dan bahasa yang baik, tanpa caci maki, terimakasih_ki sapu djagat].