Showing posts with label nabi ibrahim. Show all posts
Showing posts with label nabi ibrahim. Show all posts

Wednesday, March 6, 2013

KA'ABAH, BOROBUDUR, ISRA' MI'RAJ, ARAH KIBLAT DAN JEJAK KAKI BRAHMA




Sebagai muslim, kita tidak perlu bertele-tele lagi menjelaskan dan berdebat tentang siapa yang membangun Ka’abah karena kita sudah diajarkan dan mengajarkan akan hal ini secara turun-temurun. Intinya(sesuai yang diajarkan para ulama), Ka’abah dibangun nabi Ibrahim dan anaknya Ismael, Hajar aswat adalah batu yang jatuh dari langit yang dulunya berwarna putih, lantas karena dosa-dosa manusia akhirnya berubah menjadi hitam. Tentang mosaik jejak kaki yang ada disana kita juga diajarkan dan mengajarkan bahwa itu adalah jejak kaki sang Rasululloh, titik!! Mengenai dasar klaim silahkan cari sendiri, semua ada bertebaran tercatat pada Quran, hadist sahih dan sirah rasul. Namun bagaimana bila apa yang telah kita yakini dan diajarkan kepada kita secara turun temurun ini ternyata dipertanyakan dengan adanya bukti-bukti arkeologis yang justru bertolak belakang dengan keyakinan kita? Sanggupkah kita sebagai muslim menerima kenyataan ini? Rata-rata dari kita bereaksi marah, sebal dan ingin menyembelih orang yang mengungkapkan hal itu...alasannya karena dianggap menghina...

            [kuil budha borobudur, yang diklaim Lembaga Studi Islam sebagai peninggalan islam di jawa]

Sama halnya dengan kuil Borobudur di Jawa yang dibangun penguasa Budha yang dihuni ratusan patung untuk sarana menyembah para dewa, pada masanya ketika dulu dibangun, ketujuh kuil Ka’abah di Makkah  yang salah satunya kini menjadi kiblat kita, awalnya juga memang dibangun untuk menyembah para dewa Hindu yang diwujudkan dalam bentuk patung-patung yang disimpan didalamnya yang jumlahnya mencapai 360 buah disamping batu Yoni sebagai lambang kesuburan umat Hindu yakni berupa batu hitam yang bentuknya mirip kelamin perempuan yang kini kita sebut hajar aswat.

Dalam peristiwa perebutan Kuil Ka’abah, batu Yoni pecah menjadi 7 bagian sehingga harus disatukan lagi menggunakan frame perak seperti yang kita lihat saat ini. Ka’abah yang kini menjadi kiblat kita adalah satu diantara tujuh kuil ka’abah yang dibangun umat Hindu yang ketika itu berkembang subur di tanah Arab yang kini masih tersisa dari penghancuran pengikut Rasululloh semasa nabi berkuasa di Makkah yang dulunya dibangun atas perintah Maharaja Vikramaditya dari Kekaisaran Hindu India (baca dulu artikel ; siapa yang membangun ka’abah) yang berkuasa hingga daratan Arabia pada sekitar 500 tahun sebelum nabi Muhamad lahir, yang dibangun sebagai penghormatan terhadap dewa Siva.

                   [kuil hindu ka'abah di makkah yang direbut dan di klaim muhamad sebagai peninggalan nabi Ibrahim] 

Selain patung-patung dan batu hitam yang kemudian kita sebut Hajar aswat ada juga jejak kaki Brahma yang kemudian diklaim sebagai jejak kaki nabi Muhamad. Pasca perebutan kuil ka’abah, jejak kaki Brahma ini sempat diperjual belikan sebagai barang koleksi, namun akhirnya dikembalikan lagi ke tempat semula oleh pembeli terakhir.

Dijaman nabi Muhamad, klaim atas dasar bisikan/wahyu jibril merupakan hal yang biasa terjadi dan telah mengukir sukses luar biasa. Semua bisa berjalan lancar karena rasa takut akan dibunuh para pengikut nabi, karena bila tidak menurut akan diartikan menghina dan melawan sang rasul yang berarti darahnya halal untuk ditumpahkan dan hal ini banyak dan sering terjadi seperti tercatat bertebaran dalam berbagai hadist sahih. [Contoh paling sederhana adalah turunnya ayat yang membela kelakuan sang nabi ketika sang nabi kepincut kecantikan menantunya dan meminta Zaid anaknya untuk menceraikan istrinya agar semata sang nabi dapat mengawininya...] 
Pembaca silahkan mencari ayat tersebut karena terlalu vulgar bila saya tampilkan disini karena dapat dianggap sebagai penghinaan..
      [yoni, batu hitam mirip kelamin perempuan, lambang kesuburan umat hindu, diklaim islam sebagai batu dari surga]

Agar nuansanya berimbang, marilah sedikit menyisihkan rasa marah dan mulai mengedepankan untuk berfikir lebih logis seperti umat agama yang lain....

Pada tahun 2010 Lembaga Studi Islam bersama KH. Fahmi Basya yang adalah salah satu tokoh islam terkemuka yang juga sebagai  dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah di Jakarta, sebuah posisi yang sangat terhormat tentunya, adalah yang pertama kali mengangkat wacana tentang keberadaan kuil Borobudur sebagai warisan Nabi Sulaiman.

Bila saja sistem pemerintahan di Indon adalah sistem kekalifahan seperti di dunia Arab macem Iran, maka klaim Lembaga Studi Islam bersama KH Fahmi Basya tersebut oleh pemerintah akan langsung disetujui. Apalagi bila saat ini dia mau membawa-bawa nama Rasul maka bila dia yang ngomong siapapun akan mengiyakan saja. Tapi untunglah dunia sudah berubah dan manusia sudah mulai mau berpikir menggunakan akal sehat dan logika.

                             [jejak kaki brahma, yang kemudian diklaim umat islam sebagai jejak sang rasululloh]
Hasil riset selama bertahun-tahun yang dilakukan Lembaga Studi Islam bersama KH Fahmi Basya, menyebutkan bahwa sebenarnya kuil Borobudur adalah bangunan yang dibangun oleh tentara nabi Sulaiman. Sulaiman adalah Nabi sekaligus Raja yang memiliki kemampuan menaklukkan besi dan juga menaklukkan gunung hingga kemudian dikenal sebagai Raja Gunung di Arabia. Kalau di nusantara ini, yang dikenal sebagai Raja Gunung adalah “Syailendra”. Syaila = Raja dan Indra = Gunung.

Masih minturut Lembaga Studi Islam tersebut, KH. Fahmi Basya mengklaim hanya sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa di kuil Borobudur sangat banyak ditemukan simbol-simbol tentang Islam. Dari hasil ekspedisi dan penelitian yang dilakukan Lembaga Studi Islam tersebut, ditemukan juga fakta baru mengenai indikator-indikator tentang adanya kisah Nabi Sulaiman dan ratu Saba di Candi Borobodur dan Ratu Boko. Selain itu, nama-nama daerah tertentu di Jawa Tengah seperti nama Sleman juga diklaim berasal dari kata Sulaiman, Wonosobo berasal dari nama Hutan Ratu Saba. (wana=hutan).

  [king solomon temple di yerusalem, bandingkan dengan kuil borobudur yang dibangun king syailendra di jawa dwipa]

Minturut catatan sejarah Yahudi dan Nasrani, bila yang dimaksud Lembaga Studi Islam sebagai nabi Sulaiman adalah King Solomon/Raja Solomon/Nabi Salomo yang adalah Nabi yang sekaligus Raja Yahudi dan berkuasa di tanah Israel yang tentu saja pasti bukan islam/bukan pengikut Muhamad, maka minturut catatan sejarah dalam Alkitab Perjanjian Lama, ia tercatat hidup 2000 tahun sebelum Almasih lahir, padahal minturut catatan sejarah Indon, candi Borobudur dibangun oleh Dinasti Syailendra pada akhir abad ke-8 Masehi atau sekitar 1.200 tahun yang lalu.

Namun saya sendiri dapat memaklumi klaim macem begini, karena minturut catatan sejarah memang seperti itulah iman Islam kita dibangun sejak dulu kala. Minturut saya, hal ini bahkan klaim macem begini tergolong sangat  wajar karena nabi Muhamad sendiri tercatat telah berkali-kali melakukannya(baca artikel ; Isra’ mi’raj_untuk direnungkan kembali).

[Bayangkan saja ; Isra’ mi’raj yang tercatat terjadi tahun 621Masehi,namun ternyata, berdasar catatan sejarah, Masjidil aqsa yang telah diklaim dikunjungi sang nabi dalam peristiwa isra’ mi’raj belum berbentuk sama sekali karena baru dibangun setelah Yerusalem direbut dari penguasa Bizantium pada masa kekalifahan tahun 710 Masehi, bukankah itu dibangun setelah berselang hampir satu abad kemudian??. Bila kini banyak orang Indon yang mungkin tertawa geli, dan geleng-geleng kepala bila mendengar klaim Lembaga Studi Islam bahwa candi Borobudur didirikan oleh Nabi Sulaiman, maka demikian pula halnya yang terjadi pada Bangsa Yahudi yang hidup di Yerusalem pada masa ketika sang rasul mengaku melakukan isra’ mi’raj!!

Mereka(Yahudi) pasti tertawa geli terpingkal-pingkal dan geleng-geleng kepala keheranan, karena di masa itu memang dikota Yerusalem belum ada bangunan yang disebut Masdjidil aqsa saat mana nabi Muhamad hidup dimana kota Yerusalem masih dikuasai Kekaisaran Romawi. 


Sebenarnya peristiwa inilah(klaim Isra’ mi’raj sang nabi Muhamad-lah) yang membuat bangsa Yahudi tidak mau mengakui kenabian Muhamad sehingga beliau sangat marah sampai harus menurunkan ayat yang sangat mengancam eksistensi Yahudi, bahkan ketika Yahudi tetap tidak mau memberikan pengakuan, maka kebencian sang rasul memuncak, sehingga menganggap bangsa Yahudi adalah binatang tikus dan anjing dan kemarahannya memuncak ketika nabi berhasil merebut dan menguasai 100% satu-satunya kuil hindu yang masih tersisa berupa Ka’abah di Makkah maka sang Rasul menurunkan ayat untuk memindahkan arah Kiblat dari Yerusalem ke Ka’bah di Makkah Arabia].

   [king solomon, raja dan nabi yahudi yang di klaim islam sebagai nabi muslim dari tanah arab, yang juga diklaim telah membangun kuil borobudur di jawa tengah]  

Sekedar me-review ulang, kuil Borobudur merupakan kuil Budha. Berdekatan dengan kuil Pawon dan Mendut. Beberapa kilometer dari sana terdapat kuil Prambanan, Kalasan, Plaosan, dan lainnya. Kuil-kuil di dekat Prambanan ini merupakan kuil Buddha yang didirikan sekitar tahun 772 dan 778 Masehi.

Lantas, benarkah kuilBorobudur merupakan peninggalan Nabi Sulaiman? Apa bukti-buktinya? Benarkah ada jejak-jejak Islam di candi Buddha terbesar itu?

Selain jejak berupa kerusakan akibat ledakan bom yang ditanam terroris komando jihad muslim yang ternyata diketahui cacat mata(buta) medio 80-an, Lembaga Studi Islam bersama KH Fahmi Basya menyebut beberapa ciri kuil Borobudur yang menjadi bukti sejarah peninggalan nabi Sulaiman yaitu ; 1) hutan atau negeri Saba, 2) makna Saba, 3) nama Sulaiman, 4) buah maja yang pahit, 5) pindahnya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, 6) bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, 7) lokasi berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.

Berdasarkan release Lembaga Studi Islam bersama KH Fahmi Basya, dapat penulis ringkas sbb ;

a) Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba disebutkan dalam surah An-Naml [27]: 15-44, Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan lainnya. Tentu saja, banyak yang tidak percaya bila Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman, karena Sulaiman hidup beberapa abad sebelum Almasih lahir, sedangkan Borobudur dibangun pada abad ke 8 Masehi. Namun hal ini tidak menjadi soal bila terjadi pada jaman rasululloh, karena dapat diatasi dengan ayat yang diturunkan via jibril. Contohya disaat kritis macem kisah isra’ mi’raj.

b) Peristiwa dan kisah Sulaiman itu terjadi di wilayah Palestina, dan Saba di Yaman Selatan, sedangkan Borobudur di Indonesia. Namun seperti yang saya tulis diatas, apa pedulinya dengan semua hal itu? Apalagi, Lembaga Studi Islam melalui KH Fahmi Basya menunjukkan bukti-buktinya berdasarkan keterangan Alquran. Lalu, apa bukti sahih andai Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman atau bangunan yang pembuatannya merupakan perintah Sulaiman? 

c) Melalui relief-relief yang ada, terdapat beberapa simbol yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana keterangan Alquran. Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Dawud kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.  "Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: 'Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman'." (QS Al-Baqarah [2]: 248).

d) Selanjutnya, pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaiman telah wafat. (QS Saba [34]: 14). Saat mengetahui Sulaiman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon. Kemudian para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung. (QS Saba [34]: 13). Seperti diketahui, banyak patung Buddha yang ada di Borobudur. Sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah kuil Prambanan. Lantas nabi Sulaiman berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS An-Naml [27]: 20-22). Reliefnya juga ada.

e) Bahkan, sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya. Kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). Menurut Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. "Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri"  

f) Ditambahkan juga, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang. Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15). Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata 'Wana' bermakna hutan.

g) Buah 'maja' yang pahit menjelaskan kisah banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.  "Tetapi, mereka berpaling maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar[1236] dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr." (QS Saba [34]: 16).

h) Nama Sulaiman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan kata 'su'merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang, yang namanya berawalan 'Su’.

i) Sulaiman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud. "Pergilah kamu dengan membawa suratku ini." (QS An-Naml [27]: 28).  Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah kolam di kuil Ratu Boko.

j) Bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah kuil Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. "Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman”.

Lantas, apa kira-kira apa komentar kalian semua?? 

Sejarah selalu berulang dengan caranya sendiri, bedanya bila dimasa lalu orang dengan mudah memaksakan kehendak (klaim) dengan cara kekerasan pedang, tapi kini sudah tidak bisa lagi. Walaupun begitu saya sendiri sangat setuju dan menghormati pihak Lembaga Studi Islam dan KH Fahmi Basya tersebut diatas karena memang demikianlah sejak dahulu iman Islam ditanamkan...yaitu hanya berdasarkan klaim semata, bila ada yang menolak klaim dibunuh saja.

Kalau tidak percaya ini, carilah dalam quran, hadist sahih dan sirah rasul, ada banyak kisahnya disana(mengenai ini akan dibahas dalam artikel lain). Tapi kini perbuatan macem begitu sudah tidak bisa diterapkan lagi, zaman sudah berubah dan manusia berhak berfikir menggunakan logika tanpa perlu ada rasa takut, sehingga cara yang ditempuh adalah dengan menggunakan para sarjana muslim terkemuka dengan embel-embel penelitian bertahun-tahun, ini semata agar nampak lebih berbobot .

Bila di jaman nabi Muhamad berhasil mamaksa menguasai dan mengklaim dengan pedang Kuil Hindu berupa Ka’abah di Makkah sebagai peninggalan nabi Ibrahim, maka seharusnya kita dapat dengan mudah menguasai dan mengklaim Kuil Budha Borobudur di Jawa sebagai peninggalan nabi Sulaiman atau bahkan peninggalan nabi Muhamad. Tinggal caranya yang mesti dipikirkan...bukankah pemerintah dengan caranya sendiri sudah memberi jalan tengah berupa penguasaan Kuil Borobudur kepada perusahaan swasta untuk mengelolanya? Namun, akankah Kuil Borobudur akan dapat menggantikan Kuil Ka’abah di Makkah sebagai arah kiblat yang baru? Wallahualam bissawabb....

[artikel ini bukan dimaksudkan sebagai olok-olok, namun untuk menyadarkan umat akan kebenaran hakiki dan berfikir logis. Komentar sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan sopan. Semua komentar dengan bahasa caci maki dan tidak sopan akan dihapus, terimakasih_ki sapu djagat]

Thursday, February 28, 2013

SIAPA MEMBANGUN KA'ABAH_untuk direnungkan kembali

Keberadaan Ka'abah begitu sentral bagi kita muslim, tanpa itu apa yang dapat kita perbuat ?? Dari berbagai penelusuran literatur ternyata di dapat bukti tentang siapa sebenarnya yang membangun Ka'abah...
Jadi marilah kita membuka diri terhadap berbagai kemungkinan...


Tidak perlu bertele-tele dan berpanjang lebar dalam menjelaskan hal ini, kita semua tahu dan dapat dengan begitu mudah menemukan bukti siapa yang membangun Ka’abah baik dalam surah Alquran, Hadist sahih serta sirah Rasul ; pada bagian mana yang membuktikan persona mana yang telah membangun Ka’abah, apalagi kita juga telah diajarkan dan bahkan telah mengajarkan secara turun-temurun bahwa yang membangun Ka’abah adalah Nabi Ibrahim, titik!!  Bahkan dalam lingkungan tersebut ada sebuah makam yang berdasar pengakuan adalah makam Nabi Yahudi sang pembangun Ka’abah yakni Nabi Ibrahim. Pengakuan belakangan dengan mengatas namakan Tuhan versus bukti sejarah yang otentik yang ternyata sudah lebih dulu ada dan eksis, adalah sebuah pertaruhan iman yang sangat unik..!!

Begini ; adalah sebuah perpustakaan yang begitu terkenal yang disebut “Makhtab-e-Sultania” di Istanbul Turki, yang ternyata memiliki koleksi literatur terbesar tentang Asia Barat kuno/Arab. Di dalam perpustakaan tersebut, pada lini Arab, ternyata tersimpan dengan baik sebuah antologi puisi Arab kuno. Antologi ini disusun dari karya sebelumnya tahun 1742M atas perintah penguasa Turki yaitu Sultan Salim. Diantara naskah penting yang tersimpan disana, ada sebuah naskah yang dikutib dari sebuah buku yang berjudul, “sayar-ul- okul”. Naskah tersebut berupa prasasti yang berkisah tentang Raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah yang kini menjadi bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia pada masa lalu adalah bagian dari Kekaisaran India, sang raja sangat menjunjung tinggi Dewa Shiva lalu membangun kuil Shiva di Makkah yang bernama Ka’abah. Prasasti Vikramaditya ini ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Ka’abah di Mekah, dan tulisan dalam prasasti tersebut tertera pada halaman 315 dalam buku Sayar-ul-Okul yang disimpan di perpustakaan Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki.

Inilah tulisan Arabnya dalam huruf latin:

"Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa- rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum". (Page 315 Sayar-ul-okul).[Note: The title Sayar-ul-okul signifies memorable words.]
                                                                 
Terjemahan bebas dalam bahasa Indon adalah :

"Beruntunglah mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan Raja Vikram. Dia adalah orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di mana-mana. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu pekat seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari penuh ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang Raja mulia Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang adalah orang-orang asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami dan mengirim ahli-ahli yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas nama Raja Vikramaditya. Mereka menyampaikan bimbingan sehingga kami sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaanNya yang suci dan ditempatkan di jalan yang Benar.".
                                                [makam Nabi Ibrahim versi klaim kita muslim]

Dari prasasti yang tersimpan di perpustakaan di Istanbul Turki tersebut akhirnya dapatlah dijelaskan siapa persona yang membangun Ka’abah untuk pertama kalinya yang dibangun sebagai Kuil untuk penghormatan akan dewa Shiva sebagai sesembahan Sang Raja Vikramaditya, penakluk daratan Arabia...
                                               [makam Abraham dan keluarga di Makpela]

Sumber sejarah dan arkeologis Yahudi dan Kristiani mencatat bahwa Nabi Abraham (yang sebelumnya bernama Abram), jangankan sampai membangun Ka’abah, bahkan samasekali tidak tercatat pernah bepergian ke tanah Arab. Nabi Yahudi ini bahkan wafat dan dimakamkan di makam keluarga yang dibeli sendiri oleh Abraham dari Efron bin Zohar dari bani Het ketika istrinya, Sarah, wafat. Jadi Abraham dan istrinya Sarah dimakamkan ditempat yang sama(Kejadian 23 ; 19, dan 25 ; 9). Lokasi makam tersebut hingga kini begitu dihormati dan disucikan dan masih eksis di lokasi yang sama yaitu di Goa Makhpela, sebelah timur Mamre, Hebron, Kanaan.
Makam tersebut kini berbentuk sebuah bangunan yakni dimana anak-anak Abraham juga dimakamkan.

Bila harus diadu dengan fakta sejarah berupa prasasti Raja Vikramaditya ditambah bukti arkeologis serta sejarah Yahudi yang keduanya begitu bersesuaian, tampaknya sebuah klaim bangsa Arab dan kita yang muslim begitu lemah karena hanya bermodal klaim dan pengakuan satu orang saja yaitu Nabi Muhamad...

[artikel ini dibuat bukan untuk bahan olok-olok, tapi untuk menyadarkan umat akan kebenaran hakiki dalam mendapatkan keselamatan, bila ingin berkomentar silahkan dengan cara cerdas dan bahasa yang sopan tanpa caci maki, semua komentar yang tidak sopan akan dihapus, terimakasih_ ki sapu djagat]