Thursday, February 28, 2013

SIAPA MEMBANGUN KA'ABAH_untuk direnungkan kembali

Keberadaan Ka'abah begitu sentral bagi kita muslim, tanpa itu apa yang dapat kita perbuat ?? Dari berbagai penelusuran literatur ternyata di dapat bukti tentang siapa sebenarnya yang membangun Ka'abah...
Jadi marilah kita membuka diri terhadap berbagai kemungkinan...


Tidak perlu bertele-tele dan berpanjang lebar dalam menjelaskan hal ini, kita semua tahu dan dapat dengan begitu mudah menemukan bukti siapa yang membangun Ka’abah baik dalam surah Alquran, Hadist sahih serta sirah Rasul ; pada bagian mana yang membuktikan persona mana yang telah membangun Ka’abah, apalagi kita juga telah diajarkan dan bahkan telah mengajarkan secara turun-temurun bahwa yang membangun Ka’abah adalah Nabi Ibrahim, titik!!  Bahkan dalam lingkungan tersebut ada sebuah makam yang berdasar pengakuan adalah makam Nabi Yahudi sang pembangun Ka’abah yakni Nabi Ibrahim. Pengakuan belakangan dengan mengatas namakan Tuhan versus bukti sejarah yang otentik yang ternyata sudah lebih dulu ada dan eksis, adalah sebuah pertaruhan iman yang sangat unik..!!

Begini ; adalah sebuah perpustakaan yang begitu terkenal yang disebut “Makhtab-e-Sultania” di Istanbul Turki, yang ternyata memiliki koleksi literatur terbesar tentang Asia Barat kuno/Arab. Di dalam perpustakaan tersebut, pada lini Arab, ternyata tersimpan dengan baik sebuah antologi puisi Arab kuno. Antologi ini disusun dari karya sebelumnya tahun 1742M atas perintah penguasa Turki yaitu Sultan Salim. Diantara naskah penting yang tersimpan disana, ada sebuah naskah yang dikutib dari sebuah buku yang berjudul, “sayar-ul- okul”. Naskah tersebut berupa prasasti yang berkisah tentang Raja Vikramaditya yang ditemukan dalam Kabah di Mekah yang kini menjadi bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Jazirah Arabia pada masa lalu adalah bagian dari Kekaisaran India, sang raja sangat menjunjung tinggi Dewa Shiva lalu membangun kuil Shiva di Makkah yang bernama Ka’abah. Prasasti Vikramaditya ini ditemukan tertulis pada sebuah cawan emas di dalam Ka’abah di Mekah, dan tulisan dalam prasasti tersebut tertera pada halaman 315 dalam buku Sayar-ul-Okul yang disimpan di perpustakaan Makhtab-e-Sultania di Istanbul, Turki.

Inilah tulisan Arabnya dalam huruf latin:

"Itrashaphai Santu Ibikramatul Phahalameen Karimun Yartapheeha Wayosassaru Bihillahaya Samaini Ela Motakabberen Sihillaha Yuhee Quid min howa Yapakhara phajjal asari nahone osirom bayjayhalem. Yundan blabin Kajan blnaya khtoryaha sadunya kanateph netephi bejehalin Atadari bilamasa- rateen phakef tasabuhu kaunnieja majekaralhada walador. As hmiman burukankad toluho watastaru hihila Yakajibaymana balay kulk amarena phaneya jaunabilamary Bikramatum". (Page 315 Sayar-ul-okul).[Note: The title Sayar-ul-okul signifies memorable words.]
                                                                 
Terjemahan bebas dalam bahasa Indon adalah :

"Beruntunglah mereka yang lahir dan hidup di masa kekuasaan Raja Vikram. Dia adalah orang yang berbudi, pemimpin yang murah hati, berbakti pada kemakmuran rakyatnya. Tapi pada saat itu kami bangsa Arab tidak mempedulikan Tuhan dan memuaskan kenikmatan berahi. Kejahatan dan penyiksaan terjadi di mana-mana. Kekelaman dosa melanda negeri kami. Seperti domba berjuang mempertahankan nyawa dari cakaran kejam serigala, kami bangsa Arab terperangkap dalam dosa. Seluruh negeri dibungkus kegelapan begitu pekat seperti malam bulan baru. Tapi fajar saat ini dan sinar mentari penuh ajaran yang menyejukkan adalah hasil kebaikan sang Raja mulia Vikramaditya yang pimpinan bijaksananya tidak melupakan kami yang adalah orang-orang asing. Dia menyebarkan agamanya yang suci diantara kami dan mengirim ahli-ahli yang cemerlang bersinar bagaikan matahari dari negerinya kepada kami. Para ahli dan pengajar ini datang ke negeri kami untuk berkhotbah tentang agama mereka dan menyampaikan pendidikan atas nama Raja Vikramaditya. Mereka menyampaikan bimbingan sehingga kami sadar kembali akan kehadiran Tuhan, diperkenalkan kepada keberadaanNya yang suci dan ditempatkan di jalan yang Benar.".
                                                [makam Nabi Ibrahim versi klaim kita muslim]

Dari prasasti yang tersimpan di perpustakaan di Istanbul Turki tersebut akhirnya dapatlah dijelaskan siapa persona yang membangun Ka’abah untuk pertama kalinya yang dibangun sebagai Kuil untuk penghormatan akan dewa Shiva sebagai sesembahan Sang Raja Vikramaditya, penakluk daratan Arabia...
                                               [makam Abraham dan keluarga di Makpela]

Sumber sejarah dan arkeologis Yahudi dan Kristiani mencatat bahwa Nabi Abraham (yang sebelumnya bernama Abram), jangankan sampai membangun Ka’abah, bahkan samasekali tidak tercatat pernah bepergian ke tanah Arab. Nabi Yahudi ini bahkan wafat dan dimakamkan di makam keluarga yang dibeli sendiri oleh Abraham dari Efron bin Zohar dari bani Het ketika istrinya, Sarah, wafat. Jadi Abraham dan istrinya Sarah dimakamkan ditempat yang sama(Kejadian 23 ; 19, dan 25 ; 9). Lokasi makam tersebut hingga kini begitu dihormati dan disucikan dan masih eksis di lokasi yang sama yaitu di Goa Makhpela, sebelah timur Mamre, Hebron, Kanaan.
Makam tersebut kini berbentuk sebuah bangunan yakni dimana anak-anak Abraham juga dimakamkan.

Bila harus diadu dengan fakta sejarah berupa prasasti Raja Vikramaditya ditambah bukti arkeologis serta sejarah Yahudi yang keduanya begitu bersesuaian, tampaknya sebuah klaim bangsa Arab dan kita yang muslim begitu lemah karena hanya bermodal klaim dan pengakuan satu orang saja yaitu Nabi Muhamad...

[artikel ini dibuat bukan untuk bahan olok-olok, tapi untuk menyadarkan umat akan kebenaran hakiki dalam mendapatkan keselamatan, bila ingin berkomentar silahkan dengan cara cerdas dan bahasa yang sopan tanpa caci maki, semua komentar yang tidak sopan akan dihapus, terimakasih_ ki sapu djagat]




Wednesday, February 27, 2013

PERAMPOKAN, PEROMPAKAN, PENJARAHAN DI MUKA BUMI_akan terus berlangsung sepanjang masa ??


Hampir setiap pekan berita mengenai perompakan(untuk mendapat uang tebusan atau dijarah muatannya) atas kapal dagang di teluk Aden dan sekitar perairan Somalia menjadi berita hangat karena merupakan kasus paling tinggi dan merupakan area paling berbahaya di seantero jagat raya dibandingkan dengan kasus perompakan di selat Malaka. Bila kasus di selat Malaka dimasa lalu perompakan disinyalir dilakukan oleh para pelaku yang oleh pemerintah Indon disebut GAM atau mantan combatan GAM, maka di teluk Aden dan sekitar perairan Somalia(tidak sulit untuk membuktikan bahwa) perompakan dilakukan rata-rata oleh para (pejuang/mujahidin)yang kebanyakan berafiliasi dengan kelompok Al qaedah.

Seperti halnya ledakan bom bunuh diri dan kerusuhan barbau SARA(yang dibarengi penjarahan) di beberapa tempat di Indon, maka ringkasnya, alasan melakukan perompakan/penjarahan kapal (baca : perampokan)di perairan teluk Aden dan Somalia adalah demi tegaknya syariah. Walaupun sejujurnya kita juga tidak bisa pukul rata alasan mereka yang tentu saja berbeda-beda minturut tujuan sang perompak. Namun alasan tertinggi adalah untuk membiayai perang terhadap kafir, yang dalam bahasa gaul-nya disebut demi tegaknya hukum syariah. Namun yang terpenting dan perlu dicatat disini adalah, nyaris tidak banyak umat kita muslim yang tahu mengapa para pejuang muslim ini sampai hati melakukan perompakan untuk membiayai perang demi cita-cita menegakkan syariah!!.

Namun, marilah simak apa yang oleh para pejuang mujahidin temukan dalam hadist sahih yang mendasari kenekatan mereka melakukan kejahatan perompakan demi tegaknya syariah ini yang ternyata adalah berdasarkan hadist yang kuat/sahih… 

Hadist Sahih Muslim 4:1058 ;
“The Apostle of God said, 'I have been given five (qualities) which were not given to anyone before me. I have been given victory thru fear (inspired by me) ...: and plunder has been made lawful for me, and it was not made lawful for anyone before me..." 

(Rasullulah mengatakan, "Saya memiliki lima kualitas yang tidak diberikan kepada siapapun sebelum saya. Saya diberikan kemenangan lewat ketakutan(yang diinspirasi oleh saya) ...dan penjarahan dibuat sah bagi saya, dan tidak disahkan bagi siapapun sebelum saya ...").


Ketika dijaman sang Rasul, para korban penjarahan adalah konvoi caravan dagang para kafir dengan onta yang melintasi gurun, kini lebih modern karena yang di jarah adalah kapal dagang dengan nilai tebusan milliaran dollar Amerika. Jadi nyaris tidak ada bedanya bukan?? Hanya beda lokasi saja, dasar perompakan tetaplah sama. Mari bandingkan hadist diatas dengan hadist sahih Bukhari di bawah ini yang memang tidak perlu diragukan lagi keabsahannya. 

Hadist Sahih Bukhari 4.53.351;
Narrated by Jabir bin Abdullah; Allah’s apostle said,”Booty has been made legal for me”. (Diriwayatkan Jabir bin Abdullah; Rasulullah mengatakan,”Penjarahan dibuat legal/sah bagi saya”).

Karena penjarahan dan perampokan adalah sah secara syariah karena merupakan ajaran nabi Muhamad, maka jangan harap perampokan di Indon akan hilang, karena semua itu terkoneksi lurus dengan perjuangan menegakkan syariah islam, agar anda tidak tersinggung, cobalah anda baca link ini dengan sabar agar tidak main tuduh tehadap penulis ;  http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2400/1/perampok.bersenjata.di.bekasi 

Walaupun sah secara syariah dan ajaran nabi Muhamad,namun ternyata yang namanya perampokan dan penjarahan, secara hukum universal yang tercatat dalam sejarah umat manusia adalah termasuk kejahatan berat dan keji serta melanggar norma umum di dunia sejak zaman batu hingga sekarang. Namun dalam hadist sahih dan secara syariah justru sah untuk dilakukan !!

Lantas, apa kira-kira komentar kita bila melihat kenyataan di Indon(baca;Jakarta) bahwa terkadang ada kafe/karaoke yang tetap buka di bulan ramadhan tanpa mengalami sweeping organisasi tertentu, padahal pada saat yang sama mereka melakukan pengrusakan dan penjarahan pada kafe/karaoke lain. Dengan mudahnya non-muslim dapat menduga yang mendekati kebenaran bahwa kafe/karaoke yang mengalami sweeping, dirusak dan dijarah massa, karena dapat dipastikan tidak/belum membayar pajak dhimmi kepada organisasi yang mengaku paling saleh tersebut !!   

Perhatikan kutipan saya dibawah ini.
Bukhari Volume 4, Book 53, number 388;
Diriwayatkan Juwairiyah bin Qudama At-Tamimi; Kami katakana kepada Umar bin al-Khattab,”Ya ketua para mukmin, nasehatkanlah kami”. Katanya,”Saya anjurkan kalian untuk memenuhi perjanjia Alloh(dengan dhimmi) karena ini perjanjian nabimu dan sumber kehidupan keluargamu(yaitu pajak dari dhimmi)”.

Karena berdasarkan hadist yang sahih dan kuat yang merupakan wahyu khusus yang(diantaranya tercatat pada hadist Sahih Muslim 4 : 1058), yang menyatakan bahwa perompakan itu merupakan wahyu khusus sang Rasul yang belum pernah diberikan pada para pendahulunya, dengan demikian maka (maaf; dengan pandangan yang agak ekstrim)para pejuang mujahidin mungkin(merasa) tidak ada salahnya mempraktekkan hal tersebut. Bukankah kita hidup sebisa mungkin meniru apa yang dilakukan sang Rasul…?
Sehingga menjadi sah tanpa dapat kita sangkal bila para kafirun berfikir bahwa mereka(tidak pantas lagi berharap) bahwa dunia ini akan aman bila hadist sahih tersebut belum dihapuskan/dicoret, atau dengan kata lain, kejahatan perampokan dan penjarahan tidak akan pernah hilang dari muka bumi ini...

Yang bikin saya sebel justru, tidak satupun saya temui di dalam keempat Kitab Injil Kristiani dan surat-surat dari rasul penyebar Injil awal mula tersebut yang terdapat perintah untuk merampok atau menjarah!! Aneh bukan? Mengapa dan apa latar belakang sang Rasul kita justru mengaku sebagai penerima wahyu khusus soal penjarahan?? 

[artikel ini dibuat bukan untuk olok-olok, tapi menyajikan sesuatu dari sisi berbeda agar umat dapat berpikir kritis untuk menuju keselamatan, semua komentar sebaiknya disampaikan secara sopan dan bahasa yang baik, tanpa caci maki, komentar yang tidak sopan pasti akan dihapus, terimakasih_ki sapu djagat]

Tuesday, February 26, 2013

MUJIZAT ISRA' MI'RAJ_untuk direnungkan kembali



Peristiwa ini tercatat bertebaran dalam Quran, Hadist dan Sirah Rasul, merupakan suatu peristiwa dimana ketika menghindar dari musuh-musuhnya, sang Rasul kedapatan menginap dirumah Umm-hanni, seorang janda kembang yang merupakan anak dari paman sang Rasul, yang suaminya meninggal dalam suatu peristiwa ketika sedang berada di Abyssinia sebulan sebelum sang Rasul menginap disana. Ketika fajar tiba, wajar saja bila para sahabatnya menanyakan perihal keberadaan sang Rasul di malam harinya.

Lantas sang Rasul menjawab dengan kalem bahwa benar dia semalaman berada menginap di rumah perempuan yang bukan muhrimnya tersebut akan tetapi dia juga mengaku dalam semalaman dia begitu sibuk terbang bolak-balik bersama malaikat dari Makkah/Masdjidil Haram ke Masdjidil Aqsa/Yerusalem dengan naik bouraq/semacem burung, lantas ke langit ke tujuh bolak-balik bahkan sang Rasul berkisah sempat bertemu beberapa nabi Yahudi terdahulu serta menerima perintah sholat lima waktu!! Sebagian kisah ini tercatat pada QS17 ; 01, “Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.




Karena peristiwa ini sudah umum diajarkan serta dikotbahkan (yang tidak diajarkan kepada umat adalah sang Rasul menginap dirumah janda kembang Umm-Hanni) banyak tercatat pada hadist dan sirah Rasul, maka silahkan pembaca membuka kembali kisah tersebut.

Peristiwa yang kemudian dianggap bersejarah dan kita anggap mujizat ini selalu kita peringati setiap tahun dan dikenal dengan Isra’-Mi’raj dan secara historis kejadian ini tercatat dalam kalender masehi pada tahun 621M.

Bukan hanya alasan dan esensi dari perjalanan itu sendiri yang menjadi persoalan bagi orang yang mau berfikir berdasarkan logika, namun kita ternyata bahkan sampai jungkir balik-pun akan tetap kesulitan menjawab keraguan atas otentisitas Isra’-Mi’raj sang Rasul ketika kepada kita diajukan kenyataan bahwa berdasar bukti-bukti arkeologis berupa catatan baik sejarah Islam dan pihak non-Islam yang tak terbantahkan akhirnya berakhir dan mengerucut pada satu kesimpulan bahwa; ”ternyata peristiwa perjalanan Isra’-Mi’raj yang diakui sang Rasul tersebut hanya sebatas sebagai alibi alias perjalanan fiktif belaka!!” Kuping kalian panas?? Jantung anda deg-degan?? Napas ngos-ngosan karena geram!!! Saya dulu juga begitu ketika pertama kali membaca artikel semacem ini. Lantas apa buktinya bila peristiwa tersebut perlu dipertanyakan ?? Begini logikanya ;

1)    Buku sejarah manapun yang tak terbantahkan mencatat bahwa kota Yerusalem(sebelum dikuasai para kalifah Islam), lebih dulu ditaklukkan dan dikuasai penguasa Byzantium setelah merebutnya dari tangan kekaisaran Romawi melalui perang panjang berdarah-darah.
2)    Lantas dengan cara yang sama(perang berdarah-darah) Kota Yerusalem dapat direbut oleh penguasa Islam dari tangan Byzantium oleh kalifah penerus sang Rasul.
3)    Kemudian dimasa kekuasaan kalifah Umar dibangunlah Masjidil Umar atau yang dikenal sebagai Dome of rock di Yerusalem tahun 691M.
4)    Sejarah manapun juga mencatat bahwa setelah terjadi berkali-kali pergantian dinasti kekuasaan para khalifah, barulah dimasa penguasa khalifah Abdul Malik bin Marwan dari dinasti Umayyah pada tahun 710M(sang Rasul sudah wafat hampir satu abad sebelumnya!!) dibangunlah Masjidil al-Aqsa yang lokasinya tidak jauh dari Masdjid Umar !!
5)    Dan dicatat pula dalam sejarah bahwa diatas tanah tempat dibangunnya Masdjidil  Aqsa tidak pernah ada bangunan apapun sebelumnya yang dibuat pihak muslim sekalipun hanya sekedar sebuah mushola-pun !!

Mari kita ulang tulisan saya ini ; Isra’_Mi’raj (yang diakui sang Rasul)terjadi tahun 621M(sang Rasul masih hidup), namun Masdjidil Aqsa yang diakui  dikunjungi sang Rasul semasa hidup ternyata baru dibangun tahun 710M(sang Rasul sudah hampir satu abad wafat).

Saya tidak pada posisi menuduh sang Rasul berbohong, namun ada baiknya kita tahu bahwa sebagai sekedar pembanding paling sederhana ; apa kira-kira reaksi orang Madura bilamana misalnya dihadapkan pada suatu peristiwa dimana di tahun 2013 ini di Jakarta terbit sebuah buku biografi Bung Karno yang di salah satu halamannya mencatat bahwa ia pada tahun 1956M pernah bolak-balik mengunjungi kota Kalianget sebuah kota di ujung timur pulau Madura melalui Jembatan Suramadu, sebuah jembatan terpanjang di Indon yang begitu kokoh dan indah menggunakan mobil Kijang Innova. Bukankah dalam catatan sejarah manapun yang tak terbantahkan bahwa jembatan tersebut baru dibangun beberapa dekade kemudian atau bahkan setengah abad kemudian oleh rejim  penguasa berikutnya.

Apa bedanya klaim antara kedua peristiwa tersebut ?? Senyawa bukan??  Apakah anda kaget ?? Saya tidak!! Karena ternyata masih banyak peristiwa/kisah special dalam Alquran dan hadist sahih yang tidak dapat dibuktikan dengan catatan sejarah… hal mana sangat bertentangan dengan keempat Injil Kristiani yang selalu dapat di sejajarkan dan dibuktikan dengan catatan sejarah…

Itulah sebabnya temen kita non-Islam tidak pernah bisa percaya pada Quran dan juga kenabian sang Rasul. Karena minturut analisa, ternyata peristiwa yang kini dianggap begitu bersejarah yang kemudian dikenal sebagai mujizat Isra’-Mi’raj tersebut, tidak lebih sebagai sebuah alibi sang Rasul untuk menghindari cemoohan para pengikut dan sahabatnya karena dia ketahuan menginap dirumah janda kembang yang adalah perempuan bukan muhrimnya yang justru sangat diharamkan sang Rasul sendiri…

Sekali lagi, bagaimana mungkin sang Rasul pada tahun 621M pergi ke Masjidil Al-Aqsa yang baru dibangun pada 710M, atau hampir satu abad kemudian setelah dia wafat ?. Atau bagaimana mungkin Bung Karno melintasi jembatan Suramadu yang baru dibangun lebih setengah abad kemudian setelah dia wafat??

Hal lain yang perlu penjelasan sederhana namun bikin otak kita harus diperas sampai jungkir balik yang berhubungan dengan Isra’-Mi’raj adalah catatan hadist sahih Bukhari mengenai jarak waktu pembangunan antara Masjidil Haram dan Masdjidil al-Aqsa. Sang Rasul bercerita demikian mengenai kedua masjid tersebut;

Dikisahkan oleh Abu Dhaar ; Aku bertanya, “Ya Rasulullah! masjid manakah yang dibangun pertama kali? Beliau menjawab, “Masjidil Haram” Aku bertanya lagi, “Selanjutnya?” Beliau menjawab, “Masjidil al-Aqsa”. Kemudian aku bertanya lagi, “Berapakah selisih pembangunan keduanya?” Rasulullah menjawab, “Empat puluh tahun..”, (Hadist Sahih Bukhari 55:636).

Benarkah perkataan sang Rasul ? Minturut iman turun temurun kita muslim(bila ini memang dianggap bener), Masjidil Haram dibangun oleh (Ibrahim), berarti pada sekitar tahun 2000SM, sedangkan Masjidil Aqsa(sesuai sejarah) dibangun pada tahun 710M, hitungan scientific sederhana dengan calculator buatan China yang dibikin secara asal-asalan saja, ternyata terdapat hasil berupa beda selisih waktu selama 1290 tahun, padahal sang Rasul mengatakan 40 tahun. Apakah 40 = 1290 ? Apa calculator-nya yang rusak ?Kuping kalian panas?? Saya dulu juga begitu saat pertama kali membaca artikel macem begini…

[Perlu diketahui bahwa sang Rasul memang belajar mengenai Kekristenan dan Alkitab selain dari Khadijah juga dari sepupu Khadijah yang bernama Warraqah dimana keduanya adalah sebagai penganut sebuah sekte yang menyimpang, yakni Kristen Nosrania]. Dan kisah Isra’-Mi’raj sang Rasul ini sangat mirip atau bahkan persis dengan kisah salah satu Nabi Yahudi yaitu Nabi Henokh(yang tercatat dalam Alkitab) yang oleh kita para muslim disebut Nabi Idris. Mungkinkah sang Rasul hanya menceritakan ulang kisah tersebut kepada para sahabat dan pengikutnya (yang mempertanyakan keberadaannya semalaman dirumah janda kembang) dengan sekenanya dengan modifikasi seperlunya?? 

[artikel ini dibuat bukan untuk bahan olok-olok, tapi agar dapat menjaring sebanyak mungkin umat untuk dapat diselamatkan dari ancaman neraka seperti dalam QS19;71, semua komentar sebaiknya disampaikan secara sopan dan bahasa yang baik, tanpa caci maki, semua komentar tidak sopan dipastikan akan dihapus, terimakasih_ki sapu djagat).